MOSKWA, KOMPAS.com - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu (14/2/2024) menyatakan keinginannya agar Joe Biden memenangi pemilihan presiden atau pilpres Amerika Serikat (AS) lagi karena lebih mudah ditebak daripada Donald Trump.
Namun, ia juga menekankan bahwa Kremlin siap bekerja sama dengan siapa pun yang keluar sebagai pemenang di pilpres AS pada November 2024.
Ketika ditanya oleh jurnalis mengenai siapa yang diinginkan Rusia untuk menang pilpres AS, Putin menjawab, "Biden, dia lebih berpengalaman. Dia mudah ditebak, dia politisi lawas."
Baca juga: 6 Kasus Pidana Trump yang Dihadapi Jelang Pilpres AS 2024
Putin menepis pertanyaan tentang usia dan kesehatan Biden yang akan berumur 82 tahun beberapa minggu setelah pilpres.
“Ketika saya bertemu Biden tiga tahun lalu, memang benar orang-orang sudah membicarakan ketidakmampuannya, tetapi saya tidak melihatnya seperti itu,” lanjut Putin, yang tampaknya merujuk pada KTT AS-Rusia di Jenewa, Swiss.
Survei-survei di "Negeri Paman Sam" menunjukkan, para pemilih sangat khawatir dengan usia Biden.
Apalagi, ada kejadian terbaru ketika Biden lupa nama Presiden Perancis Emmanuel Macron dan salah menyebut nama presiden yang sudah lama meninggal.
Gedung Putih pekan lalu bahkan harus membela kompetensi Biden setelah muncul laporan dari penasihat khusus yang menyebut sang presiden sebagai pria lanjut usia dengan ingatan buruk.
Baca juga:
Tak hanya Biden, Trump (77) belum lama ini juga salah menyebut nama orang. Contohnya saat keliru mengucapkan pesaing pilpres di Partai Republik yaitu Nikki Haley menjadi mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
Meski ingin Biden menang, Putin dengan tegas menolak kebijakan luar negeri AS di bawah pimpinan politisi Partai Demokrat itu.
“Apa yang harus kita periksa adalah posisi politik, dan posisi pemerintahan saat ini sangat merugikan serta salah,” ujar Putin, dikutip dari kantor berita AFP.
AS ketika dipimpin Biden memimpin negara-negara Barat membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia yang hampir dua tahun berlangsung.
Putin tetap menjagokan Biden meski pernah dikritik keras olehnya, sedangkan Trump dalam berbagai kesempatan menyatakan kekagumannya terhadap bos Kremlin itu.
Trump bahkan menyatakan, jika dia menjadi presiden AS akan membiarkan Rusia menyerang negara-negara NATO yang tidak membayar iuran tahunan.
Baca juga: Trump Akan Biarkan Rusia Serang Negara NATO yang Tak Iuran, Presiden Jerman Angkat Bicara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.