Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Alasan Kenapa Pemilu Indonesia 2024 Diperhatikan Dunia

Kompas.com - 14/02/2024, 19:18 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Media asal Inggris The Economist menerangkan mengapa pemilihan umum atau pemilu 2024 diperhatikan dunia.

Ada lima faktor yang dijabarkan media berusia 180 tahun ini, meliputi kapasitas negara, demografi penduduk, pertumbuhan ekonomi, komoditas, dan lokasi persaingan negara-negara adidaya.

Pemilu Indonesia 2024 digelar serentak pada Rabu (14/2/2024). Sekitar 204 juta warga memiliki hak pilih di lebih dari 17.000 pulau untuk menentukan penerus Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Media Asing Soroti Quick Count Pemilu Indonesia 2024, Prabowo Unggul Telak

Sebanyak tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden bersaing mendapatkan suara yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Berikut adalah lima faktor mengapa pemilu Indonesia 2024 diperhatikan oleh dunia menurut The Economist.

1. Kapasitas negara

Ilustrasi peta Indonesia.SHUTTERSTOCK/HYOTOGRAPHICS Ilustrasi peta Indonesia.
The Economist menggambarkan, ukuran Indonesia yang sangat luas jika ditumpangkan ke wilayah Eurasia akan membentang dari Irlandia ke Turkmenistan.

"Penduduknya tersebar di ribuan pulau, beberapa di antaranya padat penduduk, dipenuhi lahan pertanian, dan pabrik. Kondisi geografis yang menantang mendorong ledakan layanan digital," tulisnya.

Jakarta contohnya, menjadi salah satu inkubator perusahaan teknologi baru tersukses di Asia Tenggara, menurut media ini.

Hampir empat perlima masyarakat Indonesia memiliki ponsel pintar (smartphone), membuat wilayah-wilayah negara ini lebih terhubung daripada sebelumnya.

Kemudian, disinggung pula soal Presiden Jokowi yang membangun sejumlah bandara, pelabuhan, bendungan, dan ratusan kilometer jalan tol sehingga dijuluki Builder-in-Chief.

"Proyek terbesarnya adalah rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur di Pulau Kalimantan. Proyek kontroversial senilai 32 miliar dollar AS (Rp 500,27 triliun) ini akan jatuh ke tangan sang penerus," lanjutnya.

Baca juga: Perjuangan Petugas Pemilu RI di Luar Negeri, Diincar Buaya hingga Disundul Hiu

2. Demografi penduduk

Ilustrasi Jalan Tol: Pertumbuhan Penduduk Picu Konsumsi Energi - Kemacetan pada jam pulang kerja di jalan tol dalam kota Jakarta, Senin (3/3), merupakan salah satu efek tumbuhnya kelas menengah di Indonesia. Bonus demografi yang ditandai pertumbuhan kelas menengah yang mencapai 60 persen jumlah penduduk Indonesia ini menjadi pemicu naiknya konsumsi energi.

Kompas/Iwan Setiyawan (SET)
03-03-2014IWAN SETIYAWAN Ilustrasi Jalan Tol: Pertumbuhan Penduduk Picu Konsumsi Energi - Kemacetan pada jam pulang kerja di jalan tol dalam kota Jakarta, Senin (3/3), merupakan salah satu efek tumbuhnya kelas menengah di Indonesia. Bonus demografi yang ditandai pertumbuhan kelas menengah yang mencapai 60 persen jumlah penduduk Indonesia ini menjadi pemicu naiknya konsumsi energi. Kompas/Iwan Setiyawan (SET) 03-03-2014
Indonesia disebut sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia sehingga demografi penduduknya adalah aset potensial.

Dengan 276 juta penduduk, Indonesia adalah pasar konsumen yang sangat besar, apalagi usia penduduknya masih muda yaitu 25 persen di bawah 15 tahun dan hanya tujuh persen yang berumur di atas 65 tahun.

The Economist mencontohkan, debat capres-cawapres tahun ini menyedot sekitar 100 juta penonton sehingga kampanyenya lebih fokus ke isu-isu dan tak melulu megah serta meriah.

3. Pertumbuhan ekonomi

Kemudian, Indonesia juga disebut salah satu negara dengan kinerja ekonomi terbaik di dunia dalam beberapa tahun terakhir.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com