Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Serang Sasaran Iran di Irak dan Suriah, padahal Sebelumnya Tak Ingin Perang

Kompas.com - 03/02/2024, 06:38 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap sasaran yang terkait Iran pada Jumat (2/2/2024).

Menurut militer AS, serangan itu menyasar di lebih dari 85 sasaran yang terkait dengan Garda Revolusi Iran (IRGC) dan milisi yang didukungnya.

Serangan dari AS tersebut dipicu setelah tiga tentara AS di Yordania tewas dan melukai lebih dari 40 tentara lainnya.

Baca juga: AS Bakal Serang Sasaran Iran di Suriah dan Irak

Serangan tersebut diyakini hanya yang pertama dalam respons multitingkat pemerintahan Presiden Joe Biden terhadap serangan akhir pekan lalu yang dilakukan oleh milisi yang didukung Iran.

Meskipun serangan AS tidak menargetkan lokasi mana pun di Iran, serangan tersebut bisa meningkatkan kekhawatiran mengenai meningkatnya ketegangan di Timur Tengah akibat perang Israel dengan kelompok Hamas Palestina di Gaza.

Militer AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan tersebut mengenai sasaran, termasuk pusat komando dan kendali, roket, rudal dan fasilitas penyimpanan drone, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi.

"Serangan tersebut mengenai lebih dari 85 sasaran menggunakan lebih dari 125 amunisi," kata militer AS.

Mereka menargetkan Pasukan Quds, spionase asing dan cabang paramiliter IRGC yang sangat memengaruhi milisi sekutunya di Timur Tengah, dari Lebanon hingga Irak dan Yaman hingga Suriah.

Baca juga: Seperti Ini Perjalanan Konflik AS dan Iran, padahal Dulu Berteman

Media Pemerintah Suriah mengatakan pada Jumat bahwa serangan AS di wilayah gurun dan di perbatasan Suriah-Irak mengakibatkan sejumlah korban jiwa dan cedera.

Meski demikian, sebelumnya Pentagon menyatakan bahwa pihaknya tidak menginginkan perang dengan Iran.

Bahkan, Amerika Serikat juga meyakini bahwa Iran juga tidak menginginkan adanya perang.

Dikutip dari Reuters pada Sabtu (3/2/2024), sebelum serangan balasan AS pada hari Jumat, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa Iran tidak akan memulai perang, tetapi akan merespons dengan keras siapa pun yang mencoba mengganggunya.

Sementara para penasihat Iran membantu kelompok-kelompok bersenjata di Irak, di mana AS memiliki sekitar 2.500 tentara, dan di Suriah memiliki 900 tentara.

IRGC baru-baru ini juga mengurangi penempatan perwira senior di Suriah karena serentetan serangan Israel yang mematikan.

Diketahui, pasukan AS telah diserang lebih dari 160 kali di Irak, Suriah, dan Yordania sejak Hamas mengamuk di Israel yang menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel, dan memicu konflik pada 7 Oktober 2023.

Baca juga: Menlu AS: Ada Harapan Tercapai Kesepakatan Hentikan Perang di Gaza

Kelompok Houthi Yaman telah menembakkan drone dan rudal ke kapal-kapal di Laut Merah yang tujuannya tak lain untuk mendukung warga Palestina melawan Israel.

Adapun Amerika Serikat telah melakukan pembalasan di Irak, Suriah, dan Yaman sebagai tanggapan atas serangan sebelumnya yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran, termasuk terhadap fasilitas IRGC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com