Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Konfirmasi Adanya Sedimen Danau Kuno di Mars

Kompas.com - 27/01/2024, 16:37 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - National Aeronautics and Space Administration (NASA) mengonfirmasi keberadaan sedimen danau kuno di planet Mars.

Hal itu diungkapkan oleh penjelajah Perseverance NASA yang telah mengumpulkan data di Mars.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Jumat (26/1/2024), dari data itu ditemukan keberadaan sedimen danau kuno yang disimpan oleh air yang pernah mengisi cekungan raksasa di Mars yang disebut Kawah Jerezo.

Baca juga: Wahana Penjelajah NASA Perseverance Temukan Sampah Buatan Manusia di Mars

Temuan dari pengamatan radar penembus tanah yang dilakukan oleh robot penjelajah tersebut memperkuat citra orbital sebelumnya dan data lain yang membuat para ilmuwan berteori bahwa sebagian Mars pernah tertutup air dan mungkin menampung kehidupan mikroba.

Penelitian dipimpin oleh tim dari University of California di Los Angeles (UCLA) dan University of Oslo dan dipublikasikan di jurnal Science Advances telah membuka ruang penelitian baru.

Sebagaimana diberitakan Reuters pada Sabtu (27/1/2024), hal ini didasarkan pada pemindaian bawah permukaan yang dilakukan oleh penjelajah roda enam seukuran mobil selama beberapa bulan pada 2022.

Penjelajah itu melintasi permukaan Mars dari dasar kawah ke hamparan mirip sedimen yang dikepang di dekatnya dan menyerupai orbit.

Suara dari instrumen radar RIMFAX memungkinkan para ilmuwan mengintip ke bawah tanah untuk mendapatkan gambaran penampang lapisan batuan sedalam 20 meter.

Baca juga: Relawan NASA Mulai Tinggal di Mars Buatan hingga Setahun

"Hampir seperti melihat potongan jalan," kata ilmuwan planet UCLA David Paige.

Lapisan-lapisan tersebut memberikan bukti nyata bahwa sedimen tanah yang terbawa air diendapkan di Kawah Jerezo dan delta-deltanya dari sungai yang mengalirinya, seperti halnya di danau-danau di Bumi.

Temuan ini memperkuat apa yang telah lama disarankan oleh penelitian sebelumnya bahwa Mars yang dingin, gersang, dan tidak bernyawa dulunya hangat, basah, dan mungkin dapat dihuni.

Para ilmuwan menantikan pemeriksaan dari dekat sedimen Jerezo, diperkirakan terbentuk sekitar 3 miliar tahun yang lalu dalam sampel yang dikumpulkan oleh Perseverance untuk transportasi masa depan ke Bumi.

Sementara itu, studi terbaru ini merupakan validasi yang disambut baik bahwa para ilmuwan melakukan upaya geo-biologis Mars di tempat yang tepat di planet ini.

Analisis jarak jauh terhadap sampel inti awal yang dibor oleh Perseverance di empat lokasi dekat pendaratannya pada Februari 2021 mengejutkan para peneliti dengan mengungkap batuan yang bersifat vulkanik, bukan sedimen seperti yang diperkirakan.

Kedua penelitian tersebut tidak bertentangan. Bahkan batuan vulkanik menunjukkan tanda-tanda perubahan akibat paparan air.

Para ilmuwan yang menerbitkan temuan tersebut pada Agustus 2022 beralasan bahwa endapan sedimen mungkin telah terkikis.

Baca juga: Planet Mars Ditabrak Meteorit, Sebabkan Gempa M 4

Dijelaskan bahwa pembacaan radar RIMFAX yang dilaporkan pada Jumat menemukan tanda-tanda erosi sebelum dan sesudah pembentukan lapisan sedimen yang diidentifikasi di tepi barat kawah.

"Ini bukti sejarah geologi yang kompleks di sana. Ada batuan vulkanik tempat kami mendarat," kata Paige.

"Berita sebenarnya di sini adalah bahwa sekarang kami telah berkendara ke delta dan sekarang kami melihat bukti adanya sedimen danau, yang merupakan salah satu alasan utama kami datang ke lokasi ini. Jadi itu adalah kisah yang membahagiakan," terang dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com