Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jutaan Ikan Sarden Terdampar di Filipina 2 Hari Sebelum Gempa M 6,7

Kompas.com - 13/01/2024, 22:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

MAASIM, KOMPAS.com - Sejumlah besar ikan sarden yang diyakini mencapai jutaan ekor terdampar di garis pantai sekitar kotamadya Maasim, Provinsi Sarangani, ujung selatan Pulau Mindanao, Filipina, pada Minggu (7/1/2024) dini hari atau dua hari sebelum gempa bumi bermagnitudo 6,7 mengguncang.

Pusat gempa pada Selasa (9/1/2024) berada sekitar 100 kilometer lepas pantai dari Maasim, sehingga memicu spekulasi bahwa ikan-ikan tersebut entah bagaimana merasakan gempa yang akan terjadi lalu melarikan diri ke perairan dangkal.

Namun, para pakar menyebut tidak ada kaitan jutaan ikan terdampar ini dengan gempa, dan yang terjadi kemungkinan besar adalah fenomena upwelling.

Baca juga: Gempa M 6,7 Guncang Lepas Pantai Selatan Filipina

Dikutip dari Live Science, Cirilo Aquadera Lagnason Jr yang merupakan peneliti di Kantor Pengelolaan Kawasan Lindung (PAMO) Teluk Sarangani menjelaskan, penelitian tentang apakah hewan dapat memprediksi gempa bumi masih kurang.

Meski begitu, memang ada kemungkinan dalam beberapa kasus hewan merespons gempa awal atau getaran ringan yang mendahului guncangan hebat.

Dalam kasus ini, Lagnason Jr percaya bahwa penyebab paling mungkin dari terdamparnya jutaan ikan sarden adalah fenomena oseanografi yang dikenal sebagai upwelling, yaitu nutrisi dari laut dalam naik ke perairan dangkal sehingga memicu berkembangnya plankton.

Ikan sarden yang memakan plankton kemungkinan besar mengikutinya ke perairan dangkal dan terjebak, sehingga lebih besar kemungkinannya untuk terdampar.

Peristiwa serupa juga pernah terjadi di beberapa lokasi lain di Filipina.

Lagnason Jr menambahkan, mayoritas ikan sarden ini masih remaja yang mungkin memengaruhi disorientasi kelompok tersebut.

Sementara itu, Zenaida A Dangkalan selaku petugas perikanan di Sarangani mengatakan kepada media Thailand The Nation, sejumlah faktor lain mungkin berperan termasuk perubahan suhu atau salinitas laut, penyebaran predator, dan polusi cahaya dari pemukiman manusia.

Baca juga: Cara Jepang Mengatasi Gempa Bumi sehingga Jumlah Korban Minim

Warga ramai-ramai mengambil ikan sarden

Saat matahari mulai terbit, penduduk setempat berkumpul untuk mengambil ikan-ikan yang sudah mati ini.

Di salah satu pantai, lebih dari 100 orang masing-masing mengambil 20-30 kilogram ikan sarden, sedangkan ada satu keluarga yang mengantongi lebih dari setengah ton ikan kecil tersebut, menurut laporan The Nation.

Beberapa warga setempat percaya fenomena yang tidak biasa ini "hadiah dari Tuhan" dan melihatnya sebagai tanda tahun baru akan sangat makmur.

Ada pula yang memperingatkan terdamparnya banyak ikan tersebut bisa jadi pertanda bencana alam, demikian yang dilaporkan situs berita Thailand lainnya, The Thaiger.

Baca juga: 10 Negara Paling Rawan Gempa di Dunia, Indonesia Termasuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com