Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Jepang Tewaskan 126 Orang, 210 Masih Belum Ditemukan

Kompas.com - 06/01/2024, 17:52 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Jumlah korban tewas akibat gempa Jepang pada Senin (1/1/2024) meningkat menjadi 126 orang.

Pihak berwenang di Ishikawa Jepang juga memastikan bahwa jumlah korban tewas masih dimungkinkan bertambah. Pasalnya, masih ada sebanyak 210 orang yang belum ditemukan.

Kini, tim penyelamat dan penduduk masih mencari korban yang tertimbun di reruntuhan bangunan.

Baca juga: UPDATE Gempa Jepang: 110 Orang Tewas, Ratusan Masih Hilang

Meski demikian, ribuan petugas penyelamat terhambat oleh cuaca buruk dengan perkiraan akan turun salju pada Minggu.

Selain itu, jalanan rusak, retak dan ada 1.000 tanah longsor yang jadi penghalang tim penyelamat.

Dua wanita lanjut usia ditarik dari reruntuhan rumah mereka pada hari Kamis di kota Wajima yang terkena dampak paling parah di semenanjung Noto.

Di Suzu, di mana puluhan rumah berada dalam reruntuhan, seekor anjing menggonggong saat tim AFP merekam video operasi pembersihan pada hari Jumat, yang jadi tanda adanya penemuan lagi.

"Pelatihan anjing penyelamat bencana dimulai dengan sesuatu yang mirip dengan permainan petak umpet," kata pelatih anjing Masayo Kikuchi, dikutip dari AFP pada Sabtu (6/1/2024).

"Akhirnya mereka dilatih menggonggong saat melihat ada orang di bawah reruntuhan," imbuh dia.

Baca juga: Tim Penyelamat Gempa Jepang Masih Fokus Cari Puluhan Orang yang Hilang

Rumah-rumah yang berisi korban jiwa yang ditemukan akan ditandai hingga sampai petugas lain dapat datang untuk mengidentifikasi jenazah tersebut.

Komunitas pesisir Shiromaru, yang dilanda tsunami setinggi beberapa meter pada 1 Januari, dipenuhi puing-puing kayu, logam, dan plastik yang berantakan.

"Tsunami datang dari teluk Shiromaru melalui sungai, dan kemudian mengalir melalui jalan," ucap Toshio Sakashita (69), salah satu dari sekitar 100 warga.

"Kami tidak menerima dukungan masyarakat di sini. Lihat saja, jalan utama masih diblokir karena reruntuhan yang tidak tersentuh," kata dia kepada AFP.

Warga lain, Yukio Teraoka (82) juga mengaku bahwa dia bersama istrinya kini tidak dapat tinggal lagi di rumahnya yang sudah hancur.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida melalui media sosial mendoakan para korban yang meninggal dunia.

"Kami dengan tulus berdoa untuk ketenangan jiwa mereka yang telah meninggal dunia," kata Fumio Kishida.

Baca juga: Jepang Cabut Semua Peringatan Tsunami

Meskipun hubungannya dengan Jepang sangat dingin, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengirimkan pesan simpati dan belasungkawa yang mendalam, kantor berita negara KCNA melaporkan.

Hal serupa juga disampaikan oleh Amerika Serikat, China, dan negara-negara lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com