Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herry Darwanto
Pemerhati Sosial

Pemerhati masalah sosial. Bekerja sebagai pegawai negeri sipil sejak 1986 hingga 2016.

Pilpres Taiwan: Jangan Menambah "Hot Spot" Baru

Kompas.com - 13/01/2024, 10:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TANGGAL 13 Januari 2024 ini, Taiwan menyelenggarakan hajatan pilpres empat tahunan. Ada tiga paslon yang akan bertanding, yaitu pasangan calon Lai Ching-te dan Hsiao Bi-khim dari Partai Demokrat Progresif (Progressive Democratic Party, PDP), Hou Yu-ihv dan Jaw Shaw-kong dari Partai Kuomintang (KMT), dan Ko Wen-je dan Cynthia Wu dari Partai Rakyat Taiwan (Taiwan People Party, TPP).

Menurut analisis terhadap jajak pendapat yang dilakukan oleh Dr Liao Da-chi dari Universitas Nasional Sun Yat-sen (CNA, 3/1/2024), calon terkuat yang diperkirakan memenangi pilpres 2024 adalah Lai Ching-te. Ia adalah Wakil Presiden Taiwan, yang juga Ketua PDP.

Ketua PDP sebelumnya, Tsai Ing-wen, mengundurkan diri pada 2022 karena kalah dalam pilkada. Tsai Ing-wen adalah presiden Taiwan saat ini, yang sudah dua periode menjabat sehingga tidak berhak maju lagi pada pilpres 2024.

Menurut perkiraan Dr Liao Da-chi, suara PDP di parlemen akan turun, dari 62 kursi menjadi 46 kursi.

Sebaliknya, suara KMT bertambah dari 38 kursi menjadi 56 kursi. Namun jumlah kursi KMT ini belum cukup untuk membuatnya menjadi partai mayoritas di DPR yang minimal menguasai 57 kursi.

Maka KMT harus berkoalisi dengan TPP, yang perolehan kursinya meningkat menjadi 8 kursi, dari 5 kursi pada pemilu sebelumnya.

Jika koalisi ini terjadi, maka KMT dan TPP akan menjadi partai yang menentukan, sebaliknya PDP berada pada posisi sulit.

Calon independen

Adapun Partai Kekuatan Baru (New Power Party, NPP) tidak mengajukan calon, walaupun berhak karena memperoleh lebih dari lima persen suara pada pemilu sebelumnya. Syarat Presidential threshold 5 persen itu ditetapkan dalam UU Pemilu.

Partai kecil dan perseorangan dapat mengajukan calon presiden, dengan syarat didukung cukup banyak warga dengan bukti tanda tangan dari 1,5 persen jumlah pemilih (tahun ini 290.000 orang).

Pada pilpres 2024 ini, hanya 9 dari 10 calon presiden independen yang memenuhi syarat jumlah tanda tangan tersebut. Satu calon itu adalah Terry Gou, pendiri perusahaan teknologi global Foxconn, yang berpasangan dengan aktris Lai Pei-hsia.

Gou berhasil menyerahkan 900.000 tanda tangan ke Komisi Pemilihan Umum. Namun ditengah proses validasi tanda tangan, ia menyatakan mundur dari pencalonan presiden.

Ia dituduh telah membeli tanda tangan (Taipei Times, 24/10/2023). Modal dana saja rupanya tidak cukup menjamin keberhasilan seorang calon independen.

Koalisi setengah jalan

Pilpres Taiwan kali ini diwarnai dengan upaya pembentukan koalisi antara KMT dan TPP. Upaya ini dimaksudkan untuk mengalahkan paslon Lai-Hsiao dari PDP yang dalam beberapa jajak pendapat sebelumnya selalu memperoleh suara terbanyak, walaupun tidak terpaut jauh.

Menurut Taiwanese Public Opinion Foundation pada Juni 2023, misalnya, TPP mendapat dukungan dari 22,2 persen responden, melampaui KMT yang memperoleh 20,4 persen. Adapun dukungan untuk PDP yang berkuasa hanya sebanyak 24,6 persen.

Namun, rencana berkoalisi ini menemui jalan buntu. Semula TPP dan KMT sepakat bahwa posisi calon presiden ditentukan berdasarkan hasil survei elektabilitas tertinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com