Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Gabriel Attal, PM Termuda Perancis Berusia 34 Tahun

Kompas.com - 11/01/2024, 14:36 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Stephanie Hoeppner/DW Indonesia

PARIS, KOMPAS.com - Gabriel Attal, yang sedang menjabat sebagai Menteri Pendidikan, ditunjuk Presiden Perancis Emmanuel Macron sebagai Perdana Menteri Perancis yang baru. Siapa dia dan bagaimana perjalanan politiknya?

Sebelumnya, Gabriel Attal adalah Menteri Pendidikan termuda dalam sejarah Perancis. Sekarang, pada usia 34 tahun, dia akan menjadi Perdana Menteri termuda.

Presiden Perancis Emmanuel Macron pada Selasa (9/1/2024) menunjuk dia untuk mengepalai pemerintahan, menggantikan Elisabeth Borne yang mengundurkan diri pada Senin (8/1/2024).

Baca juga: Gabriel Attal Terpilih Jadi PM Perancis, Baru Berusia 34 Tahun, Terbuka sebagai Gay

Penunjukan Gabriel Attal bukan kejutan besar: Dia adalah orang kepercayaan Emmanuel Macron sejak pemilu pertamanya pada 2017.

"Ini adalah pertama kalinya Macron menunjuk seseorang yang begitu dekat dengannya,” kata seorang menteri yang pernah menjabat dan tidak ingin namanya disebutkan.

"Setelah perselisihan mengenai undang-undang imigrasi, dapat dimengerti bahwa dia mencari solidaritas,” tambahnya.

Undang-undang baru yang disahkan pada Desember lalu memang sangat kontroversial, sehingga Menteri Kesehatan Aurelien Rousseau mengundurkan diri sebagai protes.

Gabriel Attal dan Emmanuel Macron tidak hanya berbagi usia muda dan ambisi tinggi. Sama seperti Emmanuel Macron, Gabriel Attal juga pendukung sosialisme.

Pada 2017 ia beralih dari gerakan sosialis ke gerakan En marche pimpinan Macron. Sebelum diangkat menjadi Perdana Menteri, dia telah menduduki beberapa posisi pemerintahan.

Orang kepercayaan Presiden Emmanuel Macron.ABACA/RAPHAEL LAFARGUE via DW INDONESIA Orang kepercayaan Presiden Emmanuel Macron.
Karier cemerlang

Lahir pada 1989 di pinggiran kota Paris sebagai putra seorang pengacara dan seorang karyawan, Attal menikmati pendidikan yang sangat baik.

Setelah lulus dari sekolah swasta, dia belajar di Science Po yang terkenal di Paris, dan sebelum lulus dia sudah menjadi penasihat dan penulis pidato termuda untuk Menteri Kesehatan Marisol Touraine.

Karier politiknya berlanjut dengan mulus: pada usia 28 tahun ia menjadi sekretaris negara termuda, pada usia 29 tahun menjadi juru bicara partai, dan pada usia 33 tahun diangkat menjadi menteri.

Gabriel Attal bukan hanya menjadi PM termuda Perancis, tetapi juga PM pertama yang homoseksual. ia menjalin hubungan dengan Stephane Sejourne, pemimpin kelompok liberal Renew Europe di Parlemen Eropa--dan dia secara terbuka mengakui orientasi seksualnya.

Baca juga: 700 Orang Muntah dan Diare Massal Setelah Makan Malam Natal di Perancis

Macron perlu figur populer

Sebagai Menteri Pendidikan, Gabriel Attal segera jadi sorotan ketika berkampanye untuk melarang abaya di sekolah negeri. Dia juga ingin memopulerkan lagi seragam sekolah dan menyarankan tahap tes di beberapa sekolah.

Dengan menunjuk Gabriel Attal, Presiden Macron telah memilih seorang politisi yang menurut jajak pendapat sangat populer di kalangan masyarakat. Bahkan media Perancis punya sebutan untuk hiruk pikuk seputar sosok politisi muda ini: "Attalmania”.

Tugas pertamanya sebagai kepala pemerintahan sekarang adalah menyusun kembali kabinet baru. Dan untuk itu dia tidak punya banyak waktu, tetapi Presiden Macron tentu sudah punya bayangan tentang kabinet baru itu.

Baca juga: Kota Montpellier di Perancis Gratiskan Transportasi Umum untuk Semua Warga

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Siapa Gabriel Attal, Perdana Menteri Termuda Perancis?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com