Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tsunami 3 Meter Terjadi di PLTN Shika Usai Gempa Jepang 1 Januari 2024

Kompas.com - 10/01/2024, 13:06 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

SHIKA, KOMPAS.com - Gelombang tsunami setinggi tiga meter terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Shika setelah gempa Jepang bermagnitudo 7,5 mengguncang pada Senin (1/1/2024).

Operator PLTN Shika yaitu Hokuriku Electric Power pada Rabu (10/1/2024) mengatakan, tsunami itu tidak menimbulkan kerusakan.

Tsunami di PLTN Shika mengingatkan risiko bencana nuklir yang terjadi di PLTN Fukushima setelah tsunami 2011, menjadikannya salah satu bencana atom terburuk di dunia.

Baca juga: Gempa Jepang M 6,0 di Niigata, Tak Ada Peringatan Tsunami

Adapun gempa Jepang di Prefektur Ishikawa kali ini menewaskan sedikitnya 203 orang, membuat rumah-rumah rata dengan tanah, dan ribuan orang tak memiliki akses listrik karena infrastruktur rusak.

Hokuriku Electric Power menuturkan, awalnya tsunami satu meter tercatat di dekat PLTN Shika setelah pukul 16.30 waktu setempat, kira-kira 20 menit setelah gempa pertama pada 1 Januari.

“Analisis kami menunjukkan gelombang setinggi tiga meter terjadi sekitar pukul 17.45,” ujar juru bicara Hokuriku Electric Power kepada kantor berita AFP.

PLTN Shika berada 11 meter di atas permukaan laut dan dilindungi tembok laut setinggi empat meter yang dibangun setelah kecelakaan nuklir Fukushima pada 2011.

Analisis tsunami ini keluar setelah Hokuriku Electric mengumpulkan data dari alat pengukur di lepas pantai yang berhenti mengirimkan catatan setelah gempa.

Kerusakan kecil dilaporkan terjadi di PLTN-PLTN lainnya di sepanjang garis pantai Laut Jepang setelah gempa Ishikawa, termasuk kebocoran air untuk mendinginkan bahan bakar nuklir dan pemadaman listrik sebagian di salah satu pembangkit listrik.

Baca juga:

Para operator PLTN itu mengatakan, tidak ada bahaya kerusakan terhadap lingkungan atau di pembangkit itu sendiri.

Jepang adalah salah satu negara paling rawan gempa di dunia. Lebih dari 30 reaktor nuklirnya dimatikan setelah gempa 2011, tetapi sekitar 12 reaktor nuklirnya sudah beroperasi kembali.

Secara total, 68 orang masih hilang sampai Selasa (9/1/2024) malam setelah gempa 1 Januari, menurut pihak berwenang setempat.

Sementara itu, gempa Jepang di Ishikawa membuat nyaris 3.500 orang terjebak di wilayah terpencil, hampir 30.000 orang berada di tempat penampungan pemerintah, sekitar 60.000 rumah tangga tanpa air bersih, dan lebih dari 15.000 rumah tangga tanpa listrik.

Baca juga: Cara Jepang Mengatasi Gempa Bumi sehingga Jumlah Korban Minim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com