Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Kondisi Menhan AS Terungkap, 3 Hari "Menghilang", Biden Pun Tak Tahu

Kompas.com - 10/01/2024, 09:42 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Selama beberapa hari, tidak ada yang tahu di mana keberadaan Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin.

Gedung Putih tidak mengetahui keberadaan pejabat berusia 80 tahun tersebut sampai tiga hari.

Presiden AS Joe Biden dan Wakil Menteri Pertahanan AS Kathleen Hicks pun tidak tahu kabar Austin.

Baca juga: Menhan AS Lloyd Austin Dirawat di RS karena Sakit Komplikasi

Departemen Pertahanan AS atau Pentagon akhirnya menginformasikan pada Senin (8/1/2024) bahwa Austin menghilang karena alasan sakit dan dirawat di rumah sakit.

Sementara itu, Gedung Putih pada Selasa (9/1/2024) mengatakan, Presiden AS Joe Biden tidak diberitahu selama sekitar satu bulan bahwa Menteri Pertahanan Lloyd Austin menderita kanker prostat.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby mengakui bahwa penundaan laporan itu adalah sebuah kesalahan.

“Presiden diberitahu oleh kepala staf pagi ini,” kata Kirby dalam sebuah pengarahan, dikutip dari AFP.

Pentagon pada Selasa pagi menyampaikan, Menhan Austin didiagnosis pada awal Desember dan menjalani operasi pada 22 Desember, sebelum dirawat di rumah sakit karena komplikasi pada 1 Januari.

Gedung Putih tidak diberitahu bahwa Austin berada di rumah sakit sampai tanggal 4 Januari, pada saat ketegangan tinggi di Timur Tengah dan Ukraina.

Gedung Putih bersikeras bahwa Biden, yang sedang mengincar masa jabatan kedua pada pemilu bulan November, tetap memegang kendali pemerintahannya meskipun hingga hari Selasa belum mengetahui tentang diagnosis kanker tersebut.

Baca juga: Menhan AS: China dan Rusia Bantu Korut, Negara Anggota PBB Prihatin

“Tidaklah optimal jika situasi seperti ini berlangsung tanpa panglima tertinggi mengetahuinya atau penasihat keamanan nasional mengetahuinya, atau sejujurnya para pemimpin lain di Departemen Pertahanan,” kata Kirby dalam pidato pengarahan di Gedung Putih.

"Hal ini tidak seharusnya terjadi... Ini tidak baik. Kami ingin memastikan hal ini tidak terjadi lagi," jelasnya.

Selama periode itu, Biden tercatat telah memerintahkan serangkaian tindakan militer, termasuk serangan terhadap pemimpin milisi Irak.

Sementara pasukan AS berhasil menembak jatuh rudal yang ditembakkan oleh kelompok Houthi Yaman di Laut Merah.

“Dia telah mengatasi masalah ini secara menyeluruh,” kata Kirby.

Kirby menegaskan, bahwa Presiden BIden memiliki "kepercayaan penuh" pada Austin dan menantikan dia kembali ke Pentagon.

Berdasarkan sebuah memo yang beredar, Kepala staf Gedung Putih Jeff Zients pada Selasa pagi telah memerintahkan peninjauan mendesak pada hari itu mengenai aturan-aturan ketika pejabat senior AS tidak berdaya dalam menjalankan tugas.

Baca juga: Menhan AS Temui Prabowo, Ini Kesepakatan yang Dicapai

“Ada harapan bahwa jika seorang pejabat kabinet dirawat di rumah sakit, dan karena alasan apa pun tidak dapat terus menjalankan tugasnya bahkan untuk sementara waktu, hal itu akan diberitahukan melalui rantai komando kepada panglima tertinggi,” tambah Kirby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com