Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sambut Tahun Baru 2024, Presiden Taiwan Ajak China Hidup Berdampingan secara Damai

Kompas.com - 01/01/2024, 16:53 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TAIPEI, KOMPAS.com - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen pada Senin (1/1/2024) menyatakan harapannya agar Taipei dan Beijing dapat mengupayakan hidup berdampingan secara damai dalam jangka panjang.

China seperti diketahui telah menghentikan komunikasi tingkat tinggi dengan pemerintahan Partai Progresif Demokratik (DPP) pimpinan Tsai sejak ia terpilih menjadi Presiden pada 2016.

“Negeri Tirai Bambu” pun telah meningkatkan tekanan militer, diplomatik, dan ekonomi di pulau tersebut.

Baca juga: China Ancam Beri Lebih Banyak Sanksi Perdagangan pada Taiwan Jelang Pemilu

China mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya untuk direbut suatu hari nanti.

Dalam pidato Tahun Baru terakhirnya sebelum meninggalkan jabatannya pada bulan Mei, Tsai menyatakan harapannya untuk memulai kembali komunikasi dengan Beijing.

“Kami berharap kedua belah pihak (Selat Taiwan) akan melanjutkan komunikasi yang sehat dan berkelanjutan sesegera mungkin,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Taiwan akan mengadakan pemilu dalam waktu kurang dari dua minggu.

Pemilu tersebut kemungkinan diawasi dengan ketat oleh China maupun Amerika Serikat (AS) karena hal ini akan menentukan masa depan hubungan Taipei dengan Beijing yang semakin sering bertikai.

“Kami juga berharap kedua belah pihak akan bersama-sama mencari cara hidup berdampingan secara damai dan stabil dalam jangka panjang berdasarkan perdamaian, kesetaraan, demokrasi dan dialog,” tambah Tsai.

Namun Tsai juga teguh pada kebutuhan Taiwan untuk mempertahankan demokrasinya.

“Menghadapi konflik baru antara demokrasi, kebebasan, dan otoriterisme di seluruh dunia, satu-satunya pilihan Taiwan di masa depan adalah terus menjunjung demokrasi dan melindungi perdamaian,” ucapnya.

Baca juga: Jelang Pemilu Taiwan, Belum Ada Tanda-tanda Aktivitas Militer Berskala Besar China

Komentari Xi Jinping

Tsai juga mengomentari pidato Malam Tahun Baru Presiden China Xi Jinping, di mana ia mengatakan Taiwan “pasti akan bersatu kembali” dengan China.

“Keputusan harus diambil berdasarkan kemauan bersama rakyat Taiwan. Bagaimanapun, kita adalah negara demokratis. Hubungan seperti apa yang akan kita bentuk dengan China di masa depan harus ditentukan oleh prosedur demokrasi kita untuk membuat keputusan akhir,” katanya kepada wartawan setelah pidatonya.

Xi sebelumnya mengatakan China tidak akan pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk menjadikan Taiwan berada di bawah kendalinya.

DPP yang berkuasa di Tsai sebagian besar berkampanye dengan platform kedaulatan yang terpisah dari China, dan kandidat mereka, Wakil Presiden Lai Ching-te, di masa lalu menggambarkan dirinya sebagai “pekerja pragmatis untuk kemerdekaan Taiwan”.

Baca juga: Kesampingkan Ketegangan, Presiden Taiwan Tawarkan Bantuan Terkait Gempa China

Sementara itu, kandidat dari partai oposisi Kuomintang (KMT) Hou Yu-ih dan Partai Rakyat Taiwan Ko Wen-je telah menjanjikan hubungan yang lebih bersahabat dengan China, dan mengatakan bahwa pernyataan Lai yang pro-kemerdekaan dapat merusak keamanan Taiwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com