Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Manfaatkan AI untuk Jauhkan Anak-anak dari Pornografi "Online"

Kompas.com - 05/12/2023, 15:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNA

LONDON, KOMPAS.com - Inggris mengusulkan pedoman pemeriksaan usia baru pada Selasa (5/12/2023) untuk melindungi anak-anak dari mengakses pornografi online.

Pedoman termasuk saran untuk menggunakan teknologi berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk melihat apakah pemirsa terlihat cukup umur menurut hukum.

Undang-Undang Keamanan Online yang baru disahkan pemerintah mewajibkan situs dan aplikasi yang menampilkan atau memublikasikan konten pornografi untuk memastikan bahwa anak-anak biasanya tidak dapat menemukan pornografi di layanan mereka.

Baca juga: Pornografi Deepfake: Sisi Gelap AI yang Kian Mengkhawatirkan

Usia legal untuk menonton film porno di Inggris adalah 18 tahun ke atas.

Dilansir dari CNA, rata-rata anak-anak pertama kali melihat pornografi online pada usia 13 tahun, sementara hampir seperempatnya melihatnya pada usia 11 tahun, dan satu dari 10 anak-anak pada usia 9 tahun.

Ini berdasarkan studi pada tahun 2021 hingga 2022 yang dilakukan oleh Kantor Komisaris Anak untuk Inggris.

“Terlepas dari pendekatan mereka, kami berharap semua layanan memberikan perlindungan yang kuat kepada anak-anak agar tidak tersandung pornografi, dan juga menjaga agar hak privasi dan kebebasan orang dewasa untuk mengakses konten legal tetap dijaga,” kata CEO regulator media Ofcom, Melanie Dawes.

Badan pengawas tersebut mengatakan, pedoman yang diusulkannya juga mencakup pencocokan identifikasi foto, yang mengharuskan pengguna untuk mengunggah tanda pengenal berfoto, seperti paspor atau SIM untuk membuktikan usia mereka, dan pemeriksaan kartu kredit.

Saran lainnya adalah perbankan terbuka, di mana pengguna dapat menyetujui bank mereka berbagi informasi dengan situs porno online untuk mengonfirmasi bahwa mereka berusia di atas 18 tahun.

Institute of Economic Affairs, sebuah lembaga pemikir pasar bebas, mengatakan, verifikasi usia wajib mengancam privasi pengguna dan akan membuat pengguna rentan terhadap pelanggaran dan penyalahgunaan dengan meningkatkan jumlah data sensitif yang disimpan oleh pihak ketiga.

Baca juga: Bahas soal Pornografi dengan Para Imam, Ini Peringatan Paus Fransiskus

Regulator mengatakan, metode yang lebih lemah, seperti pernyataan usia mandiri, metode pembayaran online yang tidak mengharuskan seseorang berusia 18 tahun, dan penyangkalan atau peringatan, tidak lagi memenuhi standar dalam pedoman barunya.

Baca juga: Mengaku Nonton Konten Pornografi, Anggota Parlemen Inggris Mengundurkan Diri

Ofcom mengatakan, pihaknya memperkirakan akan menerbitkan panduan finalnya pada awal tahun 2025.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com