Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres AS: Terlalu Banyak Warga Palestina Tak Bersalah Terbunuh di Gaza

Kompas.com - 03/12/2023, 07:54 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

DUBAI, KOMPAS.com - Israel menghadapi seruan AS yang semakin meningkat untuk menghindari kerugian lebih lanjut terhadap warga sipil Palestina dalam perang melawan Hamas di Gaza.

Ketika pasukan Israel menggempur Gaza menyusul berakhirnya gencatan senjata sementara, Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Sabtu (2/12/2023) mengatakan, terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah terbunuh di Gaza.

Berbicara di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Harris menyampaikan bahwa Israel memiliki hak untuk membela diri, namun hukum internasional dan kemanusiaan harus dihormati.

Baca juga: Jumlah Korban Tewas di Gaza Setelah Gencatan Senjata Berakhir Naik Jadi 240 Orang

"Terlalu banyak warga Palestina yang tidak bersalah telah terbunuh. Terus terang, skala penderitaan warga sipil, dan gambar-gambar serta video yang datang dari Gaza, sangat mengerikan," kata dia akepada para wartawan, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Terpisah, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mendesak Israel untuk melindungi warga sipil di Gaza.

Ia menekankan adanya tanggung jawab moral bagi Israel untuk melindungi warga sipil.

Pernyataan para pejabat senior AS tersebut memperkuat tekanan dari Washington agar Israel lebih berhati-hati dalam mengalihkan fokus serangan militernya lebih jauh ke selatan di Jalur Gaza.

Austin memberikan komentar yang mungkin menjadi komentar terkuatnya hingga saat ini mengenai kebutuhan Israel untuk melindungi warga sipil di Gaza.

"Jika Anda mendorong mereka ke dalam pelukan musuh, Anda mengganti kemenangan taktis dengan kekalahan strategis," kata Austin dalam sebuah forum pertahanan di Simi Valley, California, dikutip dari Al Jazeera.

Dia juga menyampaikan bahwa dirinya telah menekan para pejabat Israel untuk secara signifikan memperluas akses Gaza ke bantuan kemanusiaan.

Baca juga: Relawan Indonesia Ceritakan Situasi di Gaza Setelah Gencatan Senjata Berakhir

Sebelumnya, Austin sempat menuturkan bahwa AS akan mendukung Israel sebagai "teman terdekatnya di dunia".

Sementara itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel terus bekerja sama dengan AS dan organisasi-organisasi internasional untuk mendefinisikan "daerah aman" bagi warga sipil Gaza.

"Hal ini penting karena kami tidak memiliki keinginan untuk menyakiti penduduk. Kami memiliki keinginan yang sangat kuat untuk melukai Hamas," jelas dia dalam sebuah konferensi pers di Tel Aviv pada Sabtu.

Amerika Serikat telah semakin vokal mengatakan bahwa Israel harus mempersempit zona tempur selama serangan apapun di Gaza selatan dan memastikan zona aman bagi non-kombatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com