Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Akan Jadi Negara Pertama di Asia Tenggara yang Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Kompas.com - 29/11/2023, 15:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Al Jazeera

BANGKOK, KOMPAS.com - Somphat Satanavat memiliki rencana besar untuk hari pernikahannya.

Dia sudah mulai mencari hotel yang tepat untuk pesta pernikahannya, sesuatu yang bergaya neoklasik atau kolonial.

Dia tahu jenis musik tradisional Thailand yang dia inginkan untuk dimainkan dan merenungkan daftar tamunya.

Baca juga: Otoritas AS Izinkan Gay Mendonorkan Darah dengan Syarat

Namun, dilansir dari Al Jazeera, sebagai seorang pria gay di Thailand, di mana hukum mengatakan bahwa pernikahan harus dilakukan antara pria dan wanita, hal ini masih menjadi mimpi baginya dan pasangannya yang telah menikah selama 25 tahun.

"Saya hanya merencanakannya dalam pikiran saya," ujarnya.

Tapi, hal itu mungkin akan segera berubah.

Minggu lalu, kabinet pemerintah Thailand mengesahkan sebuah rancangan undang-undang yang akan mengubah Hukum Perdata dan Hukum Dagang negara tersebut untuk mendefinisikan pernikahan sebagai pernikahan antara dua "individu".

Jika disetujui oleh parlemen, ini akan menjadikan Thailand sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan pernikahan sesama jenis dan hanya yang kedua di seluruh Asia, setelah Taiwan.

Pemerintah berharap dapat bergerak cepat dan mengadakan pemungutan suara pertama dari tiga pemungutan suara yang harus dilalui RUU tersebut untuk menjadi undang-undang pada bulan depan.

"Perdana Menteri mendorong RUU ini dengan sangat keras. Dia ingin melihat RUU ini muncul dalam debat parlemen sesegera mungkin," kata juru bicara pemerintah Chai Watcharong.

Baca juga: Parlemen Israel Diketuai Politikus Gay, Rabi Terkenal Kritik Keras

Jika disetujui, semua hak hukum setelah mereka menikah akan menjadi 100 persen seperti pria dan wanita.

"Kami menganggap bahwa tidak ada alasan untuk mengatakan tidak karena orang harus memiliki hak untuk memutuskan cara hidup mereka sendiri. Meskipun mereka laki-laki dan perempuan, mereka saling mencintai satu sama lain ... jadi mereka harus memiliki hak," tambahnya.

Dua pemerintahan sebelumnya masing-masing mensponsori undang-undang pernikahan sesama jenis.

Baca juga: Singapura Resmi Cabut Larangan Seks Gay, tapi Batasi Kemungkinan Legalkan Pernikahan Sesama Jenis

Namun mereka gagal meloloskan rancangan undang-undang tersebut dari majelis rendah sebelum Parlemen dibubarkan untuk mempersiapkan pemilihan umum nasional, sehingga prosesnya harus dimulai dari awal lagi.

Para pendukung hak-hak LGBTQ mengatakan bahwa ini adalah kesempatan terbaik yang dimiliki Thailand untuk mengesahkan undang-undang tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com