Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan Massal di Klub Gay Colorado, Aksi Heroik Pengunjung Hentikan Pelaku Cegah Lebih Banyak Korban

Kompas.com - 21/11/2022, 22:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

COLORADO, KOMPAS.com - Sedikitnya lima orang tewas dan 25 lainnya luka-luka dalam penembakan di sebuah klub malam di kota Colorado Springs, AS pada Minggu (20/11/202).

"Kami mendapat panggilan telepon awal sekitar pukul 11.57 malam bahwa ada penembakan aktif di lokal klub malam yang dikenal sebagai Klub Q," kata juru bicara kepolisian Pamela Castro dilansir BBC pada Senin (21/11/2022).

Castro mengatakan petugas menanggapi dan "mereka menemukan satu orang yang diyakini sebagai tersangka di dalam."

Baca juga: Penembakan Massal di Club Malam Colorado, 5 Tewas, 18 Luka-luka

Sementara itu, orang-orang di klub malam Colorado saat itu dielu-elukan sebagai pahlawan.

Pasalnya, aksi sigap mereka berhasil menaklukkan pria bersenjata dan mencegah penembakan mematikan menjadi lebih buruk.

Wali Kota Colorado Springs John Suthers menggambarkan intervensi beberapa pengunjung klub sebagai "tindakan kepahlawanan yang luar biasa"

Laporan masuk ke polisi pada pukul 23.57 waktu setempat. Polisi berada di tempat kejadian pada pukul 00.00, tanggapan yang menurut Wali Kota sudah luar biasa cepat.

"Insiden ini berakhir pada pukul 00:02, dan itu sebagian besar karena intervensi dari setidaknya satu, mungkin dua, individu yang sangat heroik yang menaklukkan orang ini,” ujarnya.

Pengunjung tersebut tampaknya juga membawa pistol mereka. Tapi alih-alih menembak pelaku, pengunjung yang sangat berani itu menggunakan pistolnya untuk memukul pelaku dan melumpuhkannya.

Baca juga: Serangan Penembakan di Dua Universitas AS, 7 Mahasiswa Tewas, Pelaku Masih Melarikan Diri

Pengunjung klub lainnya kemudian dilaporkan membantu menahan pria bersenjata itu menahan pelaku sampai polisi tiba.

Ratusan pelayat mengadakan acara di Colorado Springs pada Minggu (20/11/2022) malam.

Pria bersenjata itu membunuh lima orang dan melukai 25 lainnya sebelum ditangkap.

Identitas pelaku

Investigasi sekarang sedang dilakukan untuk menentukan apakah penembakan itu adalah kejahatan rasial, dan apakah lebih dari satu orang terlibat.

Tersangka, yang disebut oleh polisi sebagai Anderson Lee Aldrich yang berusia 22 tahun, kini berada dalam tahanan polisi.

Diduga, dia pernah berada dalam pengawasan polisi atas dugaan ancaman bom pada 2021.

Baca juga: Jenazah WNI Korban Penembakan di Pennsylvania Dipulangkan ke Indonesia

Menurut laporan polisi pada saat itu, ibunya menelepon layanan darurat dengan mengatakan "dia mengancam akan menyakitinya dengan bom rakitan, banyak senjata, dan amunisi".

Menanggapi insiden penembakan massal di AS yang kembali berulang, Presiden Joe Biden mengatakan orang Amerika "tidak bisa dan tidak boleh mentolerir kebencian."

"Tempat-tempat yang seharusnya menjadi ruang penerimaan dan perayaan yang aman tidak boleh diubah menjadi tempat teror dan kekerasan. Itu terlalu sering terjadi," katanya dalam sebuah pernyataan dari Gedung Putih.

Pada 2016, 49 orang tewas dalam penembakan di klub gay Pulse di Orlando, Florida. Saat itu, insiden itu adalah penembakan massal paling mematikan dalam sejarah AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com