KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Lanjutan kabar pemilu Malaysia, pemimpin oposisi Anwar Ibrahim pada Senin (21/11/2022) menyatakan, sedang dalam pembicaraan dengan UMNO untuk meraih kursi mayoritas.
UMNO adalah partainya mantan Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang dipenjara karena kasus korupsi dana negara 1MDB.
Koalisi multi-etnis Anwar yang mengusung janji anti-korupsi meraih 82 kursi dalam pemilu Malaysia pada Sabtu (19/11/2022).
Baca juga: Pemilu Malaysia: Anwar Ibrahim Bahas Koalisi dengan Barisan Nasional
Ini merupakan jumlah terbanyak dari semua blok, tetapi masih kurang dari minimal kursi mayoritas yang diperlukan untuk membentuk pemerintahan.
Malaysia mengalami tiga kali pergantian pemerintahan dalam beberapa tahun terakhir, menandakan bahwa "Negeri Jiran" mengalami ketidakstabilan politik. Pemilu Malaysia 2022 pun tampak belum memberikan solusi.
"Saya masih sangat optimis bahwa kita dapat membentuk pemerintahan yang lebih transparan, lebih demokratis, dan menjaga kepentingan rakyat di Malaysia," kata Anwar dalam konferensi pers, dikutip dari kantor berita AFP.
Blok lain yang dipimpin mantan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin juga mengeklaim punya cukup dukungan untuk membentuk pemerintahan, dengan dukungan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) yang konservatif.
Kini bola ada di tangan Raja Malaysia untuk memecahkan kebuntuan. Partai-partai sudah diberitahu untuk menyerahkan nama PM pilihan mereka dan mitra koalisinya ke istana raja, dengan tenggat waktu diperpanjang hingga Selasa (22/11/2022) pukul 14.00 waktu setempat.
Baca juga:
Anwar Ibrahim sebelumnya sudah mengadakan pembicaraan formal dengan koalisi berkuasa Barisan Nasional yang didominasi UMNO.
Dia mengatakan, pembicaraan dengan musuh lamanya tersebut didasarkan pada upaya menjadi perdana menteri, posisi yang dia impikan selama 20 tahun.
Kesepakatan dengan UMNO akan memberi Anwar Ibrahim tambahan 30 kursi untuk mayoritas minimal 112 kursi.
UMNO mendominasi politik Malaysia selama puluhan tahun, tetapi kini mencatat raihan pemilu terburuk sejak kemerdekaan Malaysia pada 1957.
Baca juga: Mahathir Kalah Telak di Pemilu Malaysia, Akhir Pahit 75 Tahun Karier Politik?
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.