KOMPAS.com – Masih ada beberapa hal baru yang terjadi mewarnai perang Rusia-Ukraina hari ke-642 pada Senin (27/11/2023).
Ini termasuk, Pengadilan Rusia menuduh juru bicara Meta Platforms Andy Stone telah mempromosikan terorisme dan memerintahkan penangkapannya.
Sementara itu, angin topan, hujan salju, dan banjir yang melanda wilayah selatan Rusia, Ukraina, dan Moldova.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-641 Serangan Rusia ke Ukraina: Rudal di Laut Azov | Jubir Meta Diburu
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-642 yang dapat Anda simak:
Ukraina pada Senin mengarakan, Rusia secara intens menyerang kota Avdiivka di bagian timur dan desa Robotyne di bagian selatan.
“Musuh melanjutkan aksi ofensifnya di seputaran Avdiivka,” kata Militer Ukraina, sebagaimana dikutip dari AFP.
Dikatakan bahwa pasukan Moskwa telah melancarkan lebih dari 150 serangan terhadap posisi Ukraina di desa-desa sekitar kota.
Sementara, di selatan, Kyiv mengatakan pasukan Rusia telah melakukan sekitar 20 upaya untuk memulihkan posisi mereka yang hilang di seputaran Robotyne di wilayah Zaporizhzhia.
Tapi, Ukraina mengeklaim, upaya Rusia tersebut tidaklah berhasil.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Senin mengatakan, Ukraina masih menimbulkan kerugian besar di Rusia.
“Tentu saja kami ingin mereka membebaskan wilayah sebanyak mungkin, secepat mungkin. Namun, meski garis depan belum bergerak, Ukraina mampu menimbulkan kerugian besar pada Rusia,” kata Stoltenberg.
Penegasan dari pemimpin aliansi militer Barat ini muncul setelah jenderal tertinggi Ukraina mengatakan konflik dengan Rusia telah mencapai “jalan buntu”.
“Kami melihat jumlah korban yang tinggi, dan beberapa pertempuran paling intens yang pernah kami saksikan sepanjang perang, sebenarnya telah terjadi selama beberapa minggu dan beberapa bulan terakhir,” kata Stoltenberg.
Pengadilan Rusia pada Senin menuduh juru bicara Meta Platforms Andy Stone telah "mempromosikan terorisme" dan memerintahkan penangkapannya.
Langkah ini menyusul tindakan keras terhadap kebebasan berbicara di Rusia setelah peluncuran serangan militernya di Ukraina pada Februari 2022, termasuk terhadap platform sosial seperti Meta yang menolak untuk menghapus konten yang dinilai ilegal.