Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Gempa Afghanistan, 2.445 Orang Tewas, 1.320 Rumah Rusak atau Hancur

Kompas.com - 09/10/2023, 06:25 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

HERAT, KOMPAS.com - Pemerintahan Taliban pada Minggu (8/10/2023) menyebut, lebih dari 2.400 orang tewas akibat serangkaian gempa Afghanistan yang terjadi pada Sabtu (7/10/2023).

Berdasarkan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), gempa berkekuatan magnitudo 6,3 telah menghantam bagian barat Afghanistan. Pusat gempa berada sekitar 25 mil di barat laut kota Herat.

Gempa ini kemudian diikuti oleh tiga gempa susulan yang kuat, yakni berkekuatan magnitudo 6,3, 5,9, dan 5,5.

Baca juga: Korban Tewas Gempa Afghanistan Naik 2 Kali Lipat, Lampaui 2.000 Orang

Gempa tersebut merupakan salah satu gempa paling mematikan di dunia yang terjadi pada tahun ini, setelah gempa di Turkiye dan Suriah menewaskan sekitar 50.000 orang pada bulan Februari.

Dalam sebuah pesan kepada Reuters, Juru bicara Kementerian Bencana Afghanistan, Janan Sayeeq mengatakan, jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 2.445 orang.

Namun ia merevisi jumlah korban luka menjadi lebih dari 2.000 orang. Sebelumnya, ia mengatakan bahwa 9.240 orang telah terluka.

Sayeeq juga mengatakan bahwa 1.320 rumah telah rusak atau hancur.

Jumlah korban tewas melonjak dari 500 orang yang dilaporkan sebelumnya pada hari Minggu oleh Bulan Sabit Merah.

"Sepuluh tim penyelamat berada di daerah tersebut, yang berbatasan dengan Iran," kata Sayeeq dalam sebuah konferensi pers.

Seorang pejabat Departemen Kesehatan Herat yang mengidentifikasi dirinya sebagai Dr Danish menyampaikan, lebih dari 200 korban tewas telah dibawa ke berbagai rumah sakit.

Baca juga: Taliban Sebut Gempa Afghanistan Tewaskan 2.053 Orang

Dia menambahkan bahwa sebagian besar korban tewas adalah perempuan dan anak-anak.

"Mayat-mayat telah dibawa ke beberapa tempat, pangkalan militer, rumah sakit," kata Danish.

Sementara itu, foto-foto di media sosial menunjukkan tempat tidur telah disiapkan di luar rumah sakit utama di Herat untuk menerima banjir korban.

Dalam sebuah pesan kepada media, Kepala kantor politik Taliban di Qatar, Suhail Shaheen, menyampaikan makanan, air minum, obat-obatan, pakaian dan tenda sangat dibutuhkan untuk penyelamatan dan pertolongan.

Dikelilingi oleh pegunungan, Afghanistan memiliki sejarah gempa bumi yang kuat, banyak terjadi di wilayah Hindu Kush yang berbatasan dengan Pakistan.

Jumlah korban tewas sering meningkat ketika informasi datang dari daerah-daerah terpencil di negara di mana perang selama puluhan tahun telah menyebabkan infrastruktur berantakan, dan operasi bantuan dan penyelamatan sulit dilakukan.

Sistem perawatan kesehatan Afghanistan, yang hampir seluruhnya bergantung pada bantuan asing, telah menghadapi pemotongan yang melumpuhkan dalam dua tahun sejak Taliban mengambil alih dan banyak bantuan internasional dihentikan.

Baca juga: UPDATE Gempa Afghanistan, Jumlah Korban Tewas Naik Tajam Jadi 1.000 Orang Lebih

Para diplomat dan pejabat bantuan mengatakan bahwa kekhawatiran akan pembatasan Taliban terhadap perempuan dan krisis kemanusiaan global yang saling bersaing menyebabkan para donor menarik diri dari bantuan keuangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com