HERAT, KOMPAS.com - Jumlah korban tewas akibat gempa Afghanistan barat pada Sabtu (7/10/2023) telah meningkat menjadi sekitar 120 orang dan 1.000 orang lainnya terluka. Sebelumnya, korban tewas yang dilaporkan tidak sampai 100 orang.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) melaporkan bahwa pusat gempa berkekuatan magnitudo 6,3 tersebut berada 40 kilometer di barat laut Kota Herat, kota terbesar di Afghanistan barat.
Gempa itu kemudian diikuti oleh delapan gempa susulan berkekuatan beragam antara magnitudo 4,3 hingga 6,3.
Baca juga: Gempa M 6,3 Guncang Afghanistan, 15 Orang Tewas dan 40 Lainnya Terluka
"Sejauh ini, lebih dari 1.000 perempuan, anak-anak, dan warga lanjut usia yang terluka telah dimasukkan dalam catatan kami, dan sekitar 120 orang telah kehilangan nyawa mereka," kata Kepala Penanggulangan Bencana Provinsi Herat, Mosa Ashari, kepada AFP.
Saat malam tiba di Desa Sarboland di distrik Zinda Jan, di pedesaan Provinsi Herat, seorang reporter AFP melihat puluhan rumah yang telah rata dengan tanah di dekat pusat gempa.
Sekelompok pria dengan sekop tampak menggali tumpukan batu yang hancur, sementara para perempuan dan anak-anak menunggu di tempat terbuka.
Rumah-rumah hancur dan barang-barang pribadi beterbangan tertiup angin kencang.
"Ada suara yang sangat keras, dan tidak ada waktu untuk bereaksi. Pada guncangan pertama, semua rumah runtuh. Mereka yang berada di dalam rumah, terkubur. Ada keluarga yang belum kami dengar kabarnya," kata Bashir Ahmad (42).
Nek Mohammad mengatakan kepada AFP bahwa ia sedang bekerja ketika gempa pertama melanda sekitar pukul 11.00.
Baca juga: Rencana Taliban Pasang Kamera Pengawas Massal di Kota Besar Afghanistan
"Kami pulang ke rumah dan melihat bahwa sebenarnya tidak ada yang tersisa. Semuanya telah berubah menjadi pasir," kata pria berusia 32 tahun itu, seraya menambahkan bahwa sekitar 30 mayat telah ditemukan.
"Sejauh ini, kami tidak punya apa-apa. Tidak ada selimut atau apa pun. Kami di sini ditinggalkan di malam hari bersama para martir kami," katanya.
Kerumunan warga melarikan diri dari gedung-gedung di kota Herat ketika rangkaian gempa mulai terjadi, meskipun laporan korban jiwa dari wilayah metropolitan itu sangat minim.
"Kami sedang berada di kantor kami dan tiba-tiba gedung mulai bergetar," kata seorang warga berusia 45 tahun, Bashir Ahmad, kepada AFP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.