Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Gempa Afghanistan, Jumlah Korban Tewas Naik Tajam Jadi 1.000 Orang Lebih

Kompas.com - 08/10/2023, 12:18 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

HERAT, KOMPAS.com - Jumlah korban tewas akibat serangkaian gempa bumi di wilayah terpencil di Afghanistan barat meningkat tajam pada Minggu (8/10/2023) menjadi lebih dari 1.000 orang.

"Sayangnya, jumlah korban bisa dibilang sangat tinggi... Jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang," kata Juru Bicara Pemerintah Afghanistan Bilal Karimi kepada AFP mengenai dampak gempa.

Provinsi Herat di Afghanistan barat telah dilanda gempa berkekuatan magnitudo 6,3 pada Sabtu (7/10/2023).

Baca juga: Korban Tewas Gempa Afghanistan Barat Naik Jadi 120 Orang

Setelah itu, terjadi gempa susulan sebanyak delapan kali dengan kekuatan yang juga cukup besar, yakni antara magnitudo 4,3 hingga 6,3.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan lebih dari 600 rumah hancur atau rusak sebagian di setidaknya 12 desa di provinsi Herat, dengan sekitar 4.200 orang terkena dampaknnya.

"Pada guncangan pertama, semua rumah runtuh," kata seorang warga bernama Bashir Ahmad (42).

"Mereka yang berada di dalam rumah terkubur. Ada keluarga yang belum kami dengar kabarnya," tambahnya. 

Sebelumnya, WHO mengatakan pada Sabtu malam, bahwa jumlah korban diperkirakan akan meningkat karena operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung.

Baca juga: Gempa M 6,3 Guncang Afghanistan, 15 Orang Tewas dan 40 Lainnya Terluka

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Israel: 4 Jenazah Sandera Diambil dari Terowongan Gaza

Global
Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Polandia Tangkap 9 Orang yang Diduga Bantu Rencana Sabotase Rusia

Global
Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Ikut Pelatihan, 1 Tentara Korea Selatan Tewas akibat Ledakan Granat

Global
Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com