Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Properti China, Evergrande Semakin Terdesak

Kompas.com - 04/10/2023, 21:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Thomas Kohlmann/DW Indonesia

BEIJING, KOMPAS.com - Krisis yang menimpa raksasa properti China, Evergrande, kian memanas, setelah kantor berita Caixin melaporkan penangkapan terhadap Direktur Keuangan, Pan Darong, dan bekas Direktur Utama, Xia Haijun.

Keduanya dikenal loyal kepada pendiri Evergrande, Hui Ka-yan. Dia mengundurkan diri 2022 silam setelah ketahuan menggelapkan kredit bernilai miliaran dollar AS.

Berita penangkapan tersebut didahului penggerebekan terhadap anak perusahaan Evergrande di Shenzen, di mana sejumlah pegawai ditahan aparat kepolisian.

Baca juga: Bos Evergrande, Xu Jiayin, Ditahan Polisi China

Pada Selasa (26/9/2023), kantor berita Reuters mengabarkan, para pemegang saham Evergrande di luar negeri berniat mengajukan gugatan likuidasi terhadap manajemen, jika Evergande gagal merilis rencana restrukturisasi utang hingga bulan depan.

Laporan tersebut memicu gelombang spekulasi, bahwa raksasa properti China itu tidak lagi bisa diselamatkan dan harus menyatakan diri bangkrut.

Celakanya, pada Minggu (24/9/2023) manajemen perusahaan mengaku tidak lagi diizinkan mengambil utang baru oleh Pemerintah China. Artinya, perusahaan tidak lagi bisa membayar cicilan utang atau menawarkan surat utang jangka panjang.

Goyahnya perekonomian China

Kasus Evergrande menjadi pukulan bagi upaya pemerintah di Beijing untuk menstabilkan perekonomian dan menenangkan investor.

Dikhawatirkan, krisis properti di China bisa berimbas kepada sektor perbankan. Industri properti selama ini menyumbang seperempat dari produk domestik bruto di China.

Eskalasi krisis bukan hanya akan berdampak kepada Pemerintah China, tetapi juga pada semua mitra dagang terbesar Beijing. Betapapun juga, sektor konstruksi di China bertanggung jawab atas seperempat PDB secara langsung atau tidak langsung.

Sejak beberapa bulan terakhir, Evergrande berusaha meyakinkan debitur untuk menyetujui rencana restrukturisasi utang luar negeri senilai 31,7 miliar dollar AS (Rp 495,5 triliun).

Secara keseluruhan, perusahaan berutang sebanyak 340 miliar dollar AS (Rp 5,3 kuadriliun) pada 2022. Rencana restrukturisasi menyaratkan para debitur bersedia memperpanjang masa cicilan menjadi 10 atau 12 tahun.

Tidak sedikit debitur yang dikejutkan oleh pengumuman perusahaan pada akhir pekan lalu, bahwa Evergrande tidak lagi sanggup membuat utang baru.

Kini sedang dirundingkan bagaimana restrukturisasi utang atau pembayaran cicilan bisa dilaksanakan dengan tertib, lapor Reuters mengutip sumber orang dalam.

Baca juga: Krisis Properti China Memburuk, Dua Bos Evergrande Mengundurkan Diri, 200 Proyek Mangkrak

Negosiasi alot seputar restrukturisasi utang

Jika sampai tanggal 30 Oktober Evergrande belum memublikasikan rencana restrukturisasinya, sejumlah debitur luar negeri sudah siap mengajukan permohonan likuidasi terhadap aset perusahaan, menurut laporan Reuters.

Halaman:

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com