Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] India Berencana Ganti Nama | Pakistan Gagalkan Serangan Taliban

Kompas.com - 08/09/2023, 05:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Berita terkait rencana India mengganti namanya menjadi "Bharat" memuncaki daftar Populer Global Kamis (7/9/2023).

Di samping itu, ada pula kabar dari milisi Taliban dan lainnya.

Rangkuman selengkapnya bisa Anda simak di bawah ini.

 Baca juga: Truk Terbalik Menumpahkan Kentang di Jalanan Washington

1. India Berencana Ganti Nama Menjadi "Bharat"

India dipenuhi dengan spekulasi pada hari Selasa (9/5/2023) mengenai rumor rencana untuk mengubah nama resmi negaranya, yang dulunya merupakan pemberian Inggris.

Rumor merebak setelah undangan dari pemerintah yang dikirimkan kepada para pemimpin dunia menyebut nama baru India sebagai "Bharat".

Dilansir dari AFP, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi telah berupaya untuk menghapus simbol-simbol yang tersisa dari pemerintahan penjajah Inggris dari lanskap perkotaan, institusi-institusi politik dan buku-buku sejarah India, tetapi langkah selanjutnya kemungkinan jadi yang paling besar

Baca Selengkapnya

Baca juga: Biden Tolak Syarat Kesepakatan Pembelaan untuk Terdakwa Serangan 9/11

2. Baku Tembak 4 Jam, Pakistan Gagalkan Serangan Ratusan Milisi Taliban

Pasukan Pakistan pada Rabu (6/9/2023) menggagalkan serangan ratusan milisi Taliban.

"Mereka berjumlah ratusan dan dipersenjatai dengan senjata ringan dan berat. Kami siap menghadapi serangan dan baku tembak yang berlanjut selama sekitar empat jam," kata Wakil Komisaris Distrik Chitral, Mohammad Ali, kepada AFP.

Gerakan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) yang tumbuh di dalam Pakistan menjadi lebih berani setelah Taliban berkuasa lagi di Afghanistan pada 2021.

Baca Selengkapnya

3. Menlu AS ke Ukraina, Beri Bantuan Rp 15,34 Triliun untuk Perang

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berkunjung ke Kyiv, Ukraina, pada Rabu (6/9/2023) dan memberikan paket bantuan senilai lebih dari 1 miliar dollar AS (Rp 15,34 triliun).

Sejak invasi Rusia ke Ukraina, "Negeri Paman Sam" telah mengirim bantuan keamanan lebih dari 40 miliar dollar AS (Rp 613,66 triliun), termasuk senjata-senjata yang menurut Kyiv sangat penting dalam memukul mundur pasukan Rusia.

“Hari ini, kami mengumumkan bantuan baru dengan total lebih dari 1 miliar dollar AS dalam upaya bersama,” kata Blinken dalam konferensi pers dengan Menlu Ukraina Dmytro Kuleba, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca Selengkapnya

Baca juga: Kambing Lepas Mengejar Pelari, Kepolisian Ontario Turun Tangan

4. Grup Wagner Vs Militer Rusia Situasi Serba Bingung Wagner Pascatewasnya Prigozhin

Pada 23 Agustus 2023, sebuah pesawat penumpang pribadi Embraer EMB-135BJ Legacy 600 jatuh dalam perjalanan dari Moskwa ke Saint Petersburg, Rusia.

Semua orang di dalamnya tewas, tetapi satu-satunya alasan kecelakaan pesawat kecil ini menjadi berita utama internasional adalah karena pesawat itu membawa pemimpin kelompok tentara bayaran Rusia, Yevgeny Prigozhin, yang juga tewas dalam kecelakaan itu.

Kecelakaan ini diyakini secara luas sebagai insiden yang disengaja.

Baca juga: Ukraina Punya Senjata Baru, Dinilai Lebih Menakutkan dan Bisa Kalahkan Rusia

Baca Selengkapnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com