Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Ratusan Ribu Orang di Asia Tenggara Terjerat Penipuan Online

Kompas.com - 31/08/2023, 18:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber

JENEWA, KOMPAS.com - Kantor hak asasi manusia PBB mengatakan bahwa geng kriminal telah memaksa ratusan ribu orang di Asia Tenggara berpartisipasi dalam penipuan online yang melanggar hukum.

Ini termasuk taktik jasa romantis palsu, penawaran investasi palsu, dan skema perjudian ilegal.

Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, dalam laporan barunya, mengutip sumber yang dapat dipercaya, bahwa setidaknya 120.000 orang di Myanmar yang dilanda konflik dan sekitar 100.000 di Kamboja mungkin berada dalam situasi di mana mereka dipaksa melakukan aktivitas online penipuan.

Baca juga: Ratusan Ribu Orang di Asia Tenggara Terjebak Kerja dalam Jaringan Penipuan Online

Dilansir dari Associated Press, laporan ini memberikan data baru mengenai penipuan kejahatan dunia maya yang telah menjadi masalah besar di Asia.

Banyak pekerja yang terjebak dalam perbudakan virtual dan dipaksa untuk berpartisipasi dalam penipuan yang menargetkan orang-orang melalui internet.

Laos, Filipina, dan Thailand juga disebut-sebut sebagai negara tujuan atau transit utama bagi puluhan ribu orang.

Geng-geng kriminal semakin banyak yang menyasar para migran, dan memikat beberapa korban dengan perekrutan palsu.

Kantor Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa dampak pasti terhadap jumlah penduduk dan pendapatan yang dihasilkan sulit diperkirakan karena kerahasiaan dan kesenjangan dalam respons pemerintah, namun diyakini besarnya mencapai miliaran dolar AS setiap tahun.

Beberapa korban telah menjadi sasaran penyiksaan, hukuman kejam, kekerasan seksual dan penahanan sewenang-wenang, dan kejahatan lainnya.

Pia Oberoi, penasihat senior bidang migrasi dan hak asasi manusia untuk kawasan Asia-Pasifik di kantor hak asasi manusia PBB, menggambarkan dua kelompok korban.

Baca juga: Marak Penipuan Tiket Messi di China, Gala Dinner Dibanderol Rp 624 Juta

Mereka adalah orang-orang yang kehilangan sejumlah besar uang, terkadang tabungan hidup mereka dan orang-orang yang diperdagangkan untuk bekerja untuk para penipu, yang mungkin akan kehilangan uang atau menghadapi stigma dan rasa malu atas pekerjaannya

Berbicara kepada wartawan di Jenewa melalui video dari Bangkok, Oberoi mengatakan banyak penipuan bermula selama pandemi Covid-19 ketika lockdown menutup kasino yang merupakan bagian penting perekonomian di sepanjang zona perbatasan dan di Kamboja.

“Apa yang Anda lihat sebenarnya adalah para pelaku kriminal yang pada dasarnya ingin mendiversifikasi operasi mereka karena sumber pendapatan utama mereka telah berkurang akibat lockdown Covid-19 ini,” katanya.

Hal ini juga berarti kesulitan ekonomi, yang menyebabkan kaum muda kelas menengah, terpelajar, dan kompeten secara teknologi kehilangan pekerjaan, sehingga banyak yang terpikat pada alasan yang salah untuk bekerja pada skema tersebut.

Baca juga: Influencer AS Ramai-ramai Didakwa Kasus Penipuan Sekuritas

Penipuan ini melibatkan pendapatan miliaran dollar AS, kata kantor hak asasi manusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com