JENIN, KOMPAS.com - Israel pada Senin (3/7/2023) memulai serangan militer berskala besar dengan serangan drone dan ratusan tentara di Tepi Barat bagian utara yang diduduki.
Serangan tersebut menewaskan tujuh orang Palestina.
Israel menyebut operasi militer itu sebagai upaya kontraterorisme secara ekstensif.
Baca juga: Kekerasan di Tepi Barat Meningkat, Berisiko Melonjak di Luar Kendali
Operasi militer di bawah pemerintahan sayap kanan PM Benjamin Netanyahu kali ini termasuk yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Operasi militer Israel kali ini turut menggunakan buldoser, kendaraan lapis baja, dan pesawat tanpa awak.
Orang-orang bersenjata Palestina yang mengenakan balaclava terpantau menembaki tentara Israel saat sirene meraung-raung. Sementara itu, warga Palestina lainnya melawan dengan melemparkan batu.
Israel telah meningkatkan operasi di Tepi Barat bagian utara, rumah bagi kota Jenin dan kamp pengungsi yang berdekatan.
Itu dihuni oleh kubu kelompok-kelompok bersenjata Palestina dan tempat terjadinya serentetan serangan terhadap warga Israel dan juga serangan pemukim Yahudi terhadap komunitas Palestina.
"Kami menyerang pusat terorisme (Jenin) dengan kekuatan besar," kata Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen kepada para wartawan, dikutip dari AFP.
Baca juga: Tentara Israel Gerebek Tepi Barat, Tewaskan 3 Warga Palestina, Tembakkan Rudal dari Helikopter
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan, tujuh orang tewas.
Angka ini menyamai jumlah korban tewas akibat serangan tentara Israel di kamp pengungsi Jenin dua minggu lalu yang menggunakan tembakan rudal dari helikopter.
"Ada pengeboman dari udara dan serangan dari darat. Beberapa rumah dan tempat telah dibom... asap mengepul dari mana-mana," kata Mahmoud al-Saadi, Direktur Bulan Sabit Merah Palestina di Jenin, kepada AFP.
Militer Israel mengatakan bahwa pasukannya telah menyerang sebuah pusat operasi gabungan yang berfungsi sebagai pos komando untuk "Brigade Jenin", sebuah kelompok militan lokal.
Daerah itu secara nominal berada di bawah kendali Otoritas Palestina pimpinan Presiden Mahmud Abbas, yang memiliki kendali administratif parsial di Tepi Barat.
Militer Israel mengatakan bahwa mereka menargetkan sebuah tempat pengamatan dan pengintaian, serta fasilitas penyimpanan senjata dan tempat persembunyian bagi mereka yang diduga telah melakukan serangan terhadap target-target Israel dalam beberapa bulan terakhir.
Kekerasan dalam konflik Israel-Palestina telah memburuk sejak awal tahun lalu, termasuk di bawah pemerintahan terbaru Netanyahu yang mengambil alih kekuasaan pada bulan Desember.
Baca juga: Lagi, Israel Bunuh Warga Palestina di Tepi Barat, Kali Ini 3 Anggota Brigade Martir Al-Aqsa
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.