JAKARTA, KOMPAS.com – Artikel tentang apa yang akan dilakukan Presiden Vladimir Putin selanjutnya setelah konflik Wagner vs Rusia memuncaki daftar Populer Global kali ini.
Di bawahnya, ada berita rumah dan jalanan di Rusia rusak akibat pemberontakan pasukan bayaran Wagner.
Berita di kanal Global Kompas.com yang paling banyak dibaca selanjutnya, yakni terkait tanggapan Uni Eropa (UE) mengenai pemberontakan pasukan Wagner di Rusia akhir pekan lalu.
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Kapal Wisata Titanic Ditemukan | Alasan Area Laut di Sekitar Titanic Berbahaya
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman daftar Populer Global edisi Senin (26/6/2023) hingga Selasa (27/6/2023) pagi yang dapat Anda simak:
Dalam 24 jam yang penuh kejutan, Putin menghadapi tantangan terbesar terhadap kepemimpinannya sejak berkuasa di Rusia lebih dari dua dekade lalu.
Meskipun risiko langsung terhadap posisi Putin tampaknya masih terkendali, para pengamat Rusia mengatakan bahwa Putin tidak terlihat kuat, melainkan sangat tercoreng.
Kebencian Putin terhadap pengkhianatan tercermin dalam pidatonya di televisi nasional yang tegas pada Sabtu pagi.
Baca berita selengkapnya di sini
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Sisa Oksigen Kapal Wisata Titanic | Ledakan Besar di Paris
Otoritas Rusia pada Minggu (25/6/2023) mengatakan, rumah-rumah dan jalanan rusak karena pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner.
Aksi Grup Wagner membelot ini dilaporkan telah memicu krisis politik terbesar Rusia dalam puluhan tahun.
Grup Wagner berontak setelah kepalanya yaitu Yevgeny Prigozhin pada Jumat (23/6/2023) bersumpah menggulingkan kepemimpinan militer Rusia.
Baca selengkapnya di sini
Uni Eropa memberikan komentar terkait pemberontakan pasukan Wagner di Rusia pada akhir pekan lalu.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, menyebut membelotnya kelompok tentara bayaran itu menjadi bukti bahwa perang Moskwa di Ukraina memecah belah kekuatan Rusia.
"Apa yang terjadi selama akhir pekan ini menunjukkan bahwa perang melawan Ukraina menghancurkan kekuatan Rusia dan memengaruhi sistem politiknya," kata Josep Borrell pada pertemuan para menteri luar negeri blok itu, Senin (26/6/2023).