JAKARTA, KOMPAS.com – Berita tentang ibu dari empat anak yang selamat dari kecelakaan pesawat di Amazon ternyata sempat hidup selama empat hari memuncaki daftar Populer Global kali ini.
Di bawahnya, ada berita tentang “kebangkitan” Bella Montoya yang belakangan jadi buah bibir masyarakat Ekuador dan sekitarnya. Di RS dia dinyatakan meninggal, setibanya di rumah, Bella ditemukan masih hidup oleh keluarganya.
Berita di kanal Global Kompas.com yang paling banyak dibaca selanjutnya, yakni terkait kejadian banjir di Ukraina memakan korban jiwa usai bendungan Kakhovka jebol.
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman daftar Populer Global edisi Senin (12/6/2023) hingga Selasa (13/6/2023) pagi yang dapat Anda simak:
Bocah sulung dari empat anak korban pesawat jatuh di hutan Amazon, Kolombia, mengatakan bahwa ibu mereka masih hidup selama empat hari setelah kecelakaan itu, tetapi kemudian meninggal.
Kakak-adik berusia 13, 9, 4, dan 1 tahun ditemukan selamat pada Jumat (9/6/2023) setelah bertahan hidup selama setidaknya 40 hari.
Mereka akan dirawat setidaknya selama dua minggu di rumah sakit, tetapi beberapa di antaranya sudah berbicara dan ingin bangun dari tempat tidur.
Baca selengkapnya di sini
Baca juga: [POPULER GLOBAL] Ukraina Ledakkan Pipa Ekspor Amonia | Kereta Terbakar di Austria
Berita "kebangkitan" Bella Montoya (76) belakangan jadi buah bibir masyarakat Ekuador dan sekitarnya.
Bella Montoya adalah sosok perempuan yang sempat dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit, tetapi kemudian ditemukan masih hidup oleh pihak keluarga ketika peti jenazahnya dibuka.
Perempuan lanjut usia itu dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (9/6/2023) siang di rumah sakit Martín Icaza di Kota Babahoyo, Ekuador, setelah dirawat sejak pukul 09.00 waktu setempat.
Baca selengkapnya di sini
Sebanyak enam korban tewas dan 35 orang hilang di Ukraina selatan pada Minggu (11/6/2023) setelah banjir akibat jebolnya bendungan Kakhovka.
Menurut jaksa Ukraina, peristiwa ini adalah bencana lingkungan terburuk sejak Chernobyl.
Bendungan Kakhovka yang dikuasai Rusia di sepanjang garis depan wilayah Kherson hancur sebagian pada 6 Juni 2023. Ribuan orang harus mengungsi dan memicu ketakutan akan bencana kemanusiaan serta lingkungan