Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas di Bangladesh Sebabkan Penutupan Sekolah dan Pemadaman Listrik

Kompas.com - 07/06/2023, 08:39 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP,Reuters

DHAKA, KOMPAS.com - Serangan gelombang panas di Bangladesh sampai memicu penutupan sekolah dasar pekan ini.

Fenomena cuaca tersebut juga menyebabkan pemadaman listrik yang sering terjadi, sehingga memperburuk kondisi penduduk yang tidak dapat menghidupkan kipas angin untuk mendinginkan diri.

Departemen Meteorologi Bangladesh mencatat, suhu maksimum telah melonjak hingga hampir 41 derajat Celcius (105,8 derajat Fahrenheit) dari 32 C pada 10 hari lalu.

Baca juga: Bocah Bangladesh yang Terkunci di Kontainer sampai Malaysia, Tewas Tenggelam di Kolam

Mereka pun memperingatkan bahwa peningkatan suhu tersebut belum akan berakhir dalam waktu sekat.

Para ilmuwan mengatakan, perubahan iklim berkontribusi pada terjadinya gelombang panas yang lebih sering, parah, dan lebih lama selama bulan-bulan musim panas, termasuk di Bangladesh.

Menteri Negara untuk Tenaga, Energi, dan Sumber Daya Mineral Bangladesh, Nasrul Hamid, mengumumkan Bangladesh dapat menghadapi pemadaman listrik selama dua minggu lagi.

Dia menjelaskan, kekurangan bahan bakar telah memicu penghentian beberapa unit pembangkit listrik, termasuk pembangkit listrik tenaga batu bara terbesar yang dimiliki Bangladesh.

"Karena krisis energi global dan lonjakan yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar mata uang internasional, kami terkena pelepasan beban yang tidak diinginkan ini," kata Hamid dalam sebuah posting di Facebook.

Baca juga: Gelombang Panas Ekstrem Panggang Bangladesh, Suhu Capai 42,8 Derajat Celsius

Gelombang panas di Bangladesh terjadi ketika negara tersebut telah bergulat dengan pemadaman listrik yang merugikan perekonomiannya dalam beberapa bulan terakhir.

Pemadaman listrik itu termasuk memengaruhi sektor pakaian jadi penting yang menyumbang lebih dari 80 persen ekspor Bangladesh.

“Cuaca sangat panas akhir-akhir ini dan pemadaman listrik selama berjam-jam semakin menambah kesengsaraan kami,” kata Mizanur Rahman, seorang penjaga toko di ibu kota Dhaka.

Sejumlah warga bahkan sampai harus mencari perawatan medis karena gelombang panas.

"Kami mendapatkan banyak pasien yang menderita sengatan panas atau masalah terkait panas lainnya," kata Shafiqul Islam, seorang dokter di bagian barat laut negara itu.

Pihak berwenang telah mendorong penduduk untuk tinggal di dalam rumah dan minum air, tetapi gelombang panas yang disertai pemadaman listrik juga mengakibatkan kekurangan air di banyak tempat.

“Kekurangan air dan panas mencekik kami,” kata Mohammad Sultan (52), seorang penarik becak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com