Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas Ekstrem Panggang Bangladesh, Suhu Capai 42,8 Derajat Celsius

Kompas.com - 20/04/2023, 20:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

DHAKA, KOMPAS.comBangladesh terpanggang gelombang panas ekstrem selama beberapa hari terakhir.

Menurut data pemerintah, suhu maksimum selama tujuh hari terakhir di ibu kota negara, Dhaka, lebih panas 6,5 persen dibandingkan pekan sebelumnya.

Suhu paling panas tercatat mencapai 42,8 derajat Celsius pada Rabu (19/4/2023) di bagian barat negara itu, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Benarkah Indonesia, Singapura, dan Malaysia Akan Alami Gelombang Panas 50 Derajat Celsius?

Menteri Energi Bangladesh Nasrul Hamid mengatakan di Facebook pada Selasa (18/4/2023) malam bahwa orang-orang, terutama anak-anak dan lansia, sangat menderita akibat gelombang panas ekstrem.

“Kami menyampaikan simpati dan kesedihan yang tulus atas penderitaan yang tak terkira ini,” kata Hamid.

Badan klimatologi Bangladesh juga memperingatkan bahwa saat Idul Fitri, negara tersebut juga kemungkinan masih dilanda gelombang panas.

Baca juga: India Waspada Gelombang Panas, Suhu Capai 40 Derajat Celsius

Pengaruhi listrik

Saking ekstremnya gelombang panas, sektor ketenagalistrikan di Bangladesh turut kena imbasnya.

Permintaan listrik melonjak hingga pasokannya tidak mencukupi. Akibatnya Bangladesh terpaksa memutus aliran listrik ke jutaan pelanggan.

Faktor utama lonjakan permintaan listrik tersebut adalah penggunaan pompa irigasi yang lebih besar oleh petani dan peningkatan aktivitas komersial karena persiapan perayaan Idul Fitri.

Permintaan listrik selama tujuh hari terakhir melonjak 15 persen lebih tinggi bila dibandingkan sepekan sebelumnya.

Baca juga: Gelombang Panas Kini Terjang Amerika Selatan, Argentina Rasakan Suhu 43 Derajat Celsius

“Sulit bagi kami untuk tidur di malam hari tanpa listrik, dan lebih menyakitkan lagi setelah berpuasa seharian,” kata Munna Khan, salah satu warga Kota Ashulia.

Kekurangan daya paling parah terjadi pada malam hari, menurut data pemerintah.

Kota pelabuhan Chittagong, bersama dengan kota pusat produksi tekstil, farmasi, dan goni di Mymensingh, termasuk yang paling parah terkena dampak pemadaman listrik.

“Kami memperkirakan penjualan akan meningkat pekan ini, tetapi karena pemadaman listrik yang parah, hampir tidak ada pembeli,” kata Abdul Karim, seorang penjaga toko di Chittagong.

Baca juga: EEA Peringatkan Gelombang Panas Bisa Bunuh 90.000 Orang Eropa Per Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com