MANILA, KOMPAS.com - Pekerja dan serikat-serikat pekerja di banyak kota di dunia memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) pada Senin (1/5/2023).
Mereka berunjuk rasa menuntut upah dan kondisi kerja yang lebih baik serta berbagai tuntutan lainnya.
Situasi ini juga terjadi di sejumlah negara di Asia.
Baca juga: May Day di Turki 200 Orang Ditangkap Saat Larangan Pandemi Covid-19
Unjuk rasa besar-besaran terjadi karena berbagai restriksi terkait Covid-19 telah dilonggarkan secara drastis di berbagai belahan dunia.
Di Korea Selatan, penyelenggara mengatakan lebih dari 100 ribu orang berencana menghadiri unjuk rasa di berbagai penjuru negara itu untuk mengikuti pertemuan terbesar Hari Buruh setelah pandemi virus corona.
Dua unjuk rasa utama yang dilakukan di ibu kota Seoul masing-masing diperkirakan akan menarik kehadiran 30 ribu orang.
Para partisipan mengikuti pidato yang disampaikan oleh tokoh-tokoh serikat pekerja, bernyanyi bersama dan menyaksikan berbagai pertunjukan sebelum berpawai melewati jalan-jalan.
Yang Kyeung-soo, presiden Konfederasi Serikat Pekerja Korea Selatan mengatakan, Pemerintah berupaya meningkatkan jam kerja dan menciptakan lebih banyak pekerja non-reguler.
"Para pekerja punya sejarah memperjuangkan jam kerja yang lebih pendek. Dan kami berjuang untuk menciptakan dunia di mana tidak ada lagi pekerja nonreguler. Kami berencana memperbaiki sistem hukum dan berjuang keras agar kebijakan pemerintah dapat menjamin hak-hak pekerja,” kata dia, dikutip dari Associated Press (AP).
Baca juga: Anggota Partai Buruh Victoria Melamar Kekasihnya saat Pidato Parlemen
Sementara itu, di ibu kota Filipina, Manila, ribuan pekerja berpawai melewati jalan-jalan.
Para pengunjuk rasa dan serikat pekerja mengulangi seruan mereka kepada pemerintah agar menaikkan upah minimum dan melindungi pekerjaan di negara itu.
Sedangkan di Taipei, Taiwan, pekerja juga menyerukan upah yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik.
Para pegawai pemerintah, pekerja di bidang asuransi dan layanan kesehatan termasuk di antara yang berunjuk rasa pada Senin di ibu kota Taiwan itu.
Di Indonesia, aksi May Day juga pecah di sejumlah kota besar dalam rangka memperingati Hari Buruh Internasional pada Senin
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang mewakili 32 serikat pekerja, mengungkap sekitar 50.000 pekerja ikut serta dalam unjuk rasa tradisional May Day di ibu kota Jakarta.