Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Beli Kapal Selam Nuklir, Australia Borong 220 Rudal dari AS

Kompas.com - 17/03/2023, 11:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Kementerian Luar Negeri AS menyetujui penjualan 220 rudal jelajah ke Australia dalam kesepakatan senilai 895 juta dollar AS.

Jenis rudal yang disetujui untuk dijual ke Australia kali ini adalah rudal canggih Tomahawk, sebagaimana dilansir BBC, Kamis (16/3/2023).

Rudal-rudal tersebut sedianya akan ditempatkan di kapal selam bertenaga nuklir kelas Virginia yang akan diperoleh Australia dari AS di bawah pakta pertahanan AUKUS.

Baca juga: Australia Akan Beli 3 Kapal Selam Nuklir, Indonesia Minta Patuhi Aturan IAEA

Menteri Pertahanan Australia Richard Marles mengatakan, rudal yang dibeli dari AS itu akan memberikan kemampuan yang sangat penting.

Marles menuturkan, pembelian rudal tersebut akan membuat Australia memiliki jangkauan yang lebih jauh di luar pantai “Negeri Kanguru”.

“Dan pada akhirnya itulah cara kami dapat menjaga keamanan Australia,” kata Marles kepada ABC.

Sebelum kapal selam kelas Virginia tiba di Australia, rudal-rudal itu bisa lebih dulu ditempatkan di kapal perusak kelas Hobart milik Australia.

Baca juga: Sebelum Pakai Kapal Selam Nuklir, Australia Wajib Patuhi Ini


Di sisi lain, Kementerian Pertahanan AS menuturkan, rudal-rudal itu akan membuat kemampuan Australia meningkat dalam beroperasi dengan pasukan maritim AS.

“Dan dengan pasukan sekutu lainnya serta kemampuannya untuk berkontribusi pada misi kepentingan bersama,” kata Kementerian Pertahanan AS yang bermarkas di Pentagon.

Kesepakatan AUKUS melibatkan tiga negara sekutu yakni Australia, Inggris, dan AS. Pakta ini mengikat ketiga negara dalam aliansi pertahanan jangka panjang.

AUKUS banyak dipandang sebagai aliansi untuk menangkal pengaruh China yang semakin meluas di Indo-Pasifik.

Sementara itu, China mengutuk pakta itu dengan menyebutnya sebagai langkah dalam perlombaan senjata baru dan proliferasi nuklir.

Baca juga: Australia Beli Kapal Selam Bertenaga Nuklir dari AS

Tak hanya China, sejumlah tokoh politik senior Australia pun juga menyuarakan keprihatinan mengenai AUKUS.

Mantan Perdana Menteri Australia Paul Keating bahkan mengkritik keras AUKUS dengan mengebutnya sebagai keputusan internasional terburuk dari pemerintahan Partai Buruh Australia sejak Perang Dunia I.

Keating menuturkan, AUKUS akan menuntu Australia menuju jalan yang berbahaya.

Mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull juga mempertanyakan apakah Inggris adalah mitra jangka panjang yang layak dalam perjanjian, mengingat adanya masalah mendasar dengan perekonomiannya.

“Anda harus bertanya pada diri sendiri apakah Inggris akan mampu mempertahankan investasi di angkatan laut dan militernya di tahun-tahun mendatang,” kata Turnbull dalam pidatonya di Defence Club di Canberra.

Baca juga: Australia Borong 5 Kapal Selam Bertenaga Nuklir Lewat AUKUS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com