Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Haiti Dilanda Kerusuhan Parah, Kanada Akan Kirim Kapal Perang

Kompas.com - 17/02/2023, 12:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

OTTAWA, KOMPAS.comKanada akan mengirim kapal perangnya ke pantai Haiti untuk mengumpulkan informasi intelijen saat negara Karibia tersebut dilanda kekerasan.

Haiti masih terus diguncang kerusuhan buntut dari ketidakstabilan ekonomi serta politik. Kekerasan di negara tersebut sebagian besar didorong oleh kelompok kriminal terorganisasi.

Pengumuman pengerahan kapal perang Kanada ke pantai Haiti disampaikan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dalam pertemuan CARICOM, blok perdagangan yang beranggotakan 15 negara Karibia, di Bahama pada Kamis (16/2/2023).

Baca juga: Polisi Dibunuh Gangster, Demonstran Serbu Rumah Dinas PM Haiti dan Bandara

Di antara topik yang dibahas dalam pertemuan itu adalah geng-geng bersenjata kuat yang beroperasi di Haiti, yang menyebabkan semakin banyaknya pembunuhan, penculikan, dan kekerasan seksual.

“Saat ini, Haiti dihadapkan pada kekerasan geng yang tak henti-hentinya, gejolak politik, dan korupsi. Sekarang adalah saatnya untuk bersama-sama menghadapi parahnya situasi ini,” kata Trudeau.

Dilansir dari Al Jazeera, Trudeau tidak merinci berapa banyak kapal perang dari Angkatan Laut Kanada yang akan dikirim ke pantai Haiti.

Sebelumnya, sejumlah pemimpin Haiti termasuk Perdana Menteri Haiti Ariel Henry telah meminta bantuan militer dari dunia internasional untuk membantu meredam kekerasan yang meningkat.

Baca juga: Geng Kriminal Terancam Kuasai Negara, Haiti Desak Bantuan Keamanan Asing Dipercepat

Akan tetapi, beberapa warga Haiti menolak seruan itu dengan alasan sejarah Haiti yang panjang dan bermasalah dengan intervensi asing.

Pada Jumat (10/2/2023) pekan lalu, kepala hak asasi manusia PBB Volker Turk juga menyerukan pasukan internasional untuk membantu mengakhiri “mimpi buruk” di Haiti.

Sejak mantan Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh pada Juli 2021, geng-geng bersenjata di Haiti semakin berkembang dan kuat.

PBB memperkirakan pada Desember 2022, 60 persen wilayah ibu kota Haiti, Port-au-Prince, berada di bawah kendali geng bersenjata yang kuat.

Baca juga: Jimmy Cherizier, Pemimpin Geng Terbesar Haiti, Dikenakan Sanksi oleh PBB

Jimmy Cherizier, seorang mantan perwira polisi, memimpin aliansi geng Haiti yang dituduh melakukan berbagai pelanggaran, termasuk pembunuhan warga sipil.
CARIBBEAN NEWS via TWITTER Jimmy Cherizier, seorang mantan perwira polisi, memimpin aliansi geng Haiti yang dituduh melakukan berbagai pelanggaran, termasuk pembunuhan warga sipil.

Selama lebih dari sebulan pada September 2022, aliansi geng yang kuat yang dikenal sebagai G9 Family and Allies juga memblokade terminal bahan bakar utama di Port-au-Prince.

Blokade tersebut secara otomatis menutup perdagangan di sebagian besar kota dan memicu krisis kemanusiaan.

Karena sampah yang menumpuk dan kelangkaan air bersih akibat blokade, Haiti melaporkan kasus pertama kolera dalam hampir tiga tahun. Sejak itu, infeksi melonjak.

Bagi banyak warga Haiti, kondisi di tengah kekerasan menjadi tak tertahankan. Banyak dari mereka yang akhirnya memutuskan mengungsi ke luar negeri.

Baca juga: AS dan Kanada Kirim Kendaraan Lapis Baja ke Haiti untuk Melawan Geng Kriminal

Pada Januari 2023, AS meluncurkan aturan baru yang memungkinkan hingga 30.000 orang per bulan untuk tiba dari Nikaragua, Haiti, Venezuela, dan Kuba selama mereka memenuhi persyaratan yang ketat, termasuk pemeriksaan ekstensif.

Namun di bawah aturan terbaru itu, warga Haiti yang mencoba menyeberang ke AS dari Meksiko akan ditolak.

PBB mendesak berbagai negara untuk tidak mendeportasi pengungsi dan migran kembali ke Haiti, dengan alasan kondisi berbahaya di sana.

Baca juga: Krisis Haiti: Protes Anti Pemerintah Memanas, Bentrokan dan Penjarahan Merebak di Kota-kota

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com