Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu HAARP dan Kaitannya dengan Gempa di Turkiye?

Kompas.com - 09/02/2023, 14:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber geo tv

ISTANBUL, KOMPAS.com - HAARP (High-Frequency Active Auroral Research Program) atau Program Penelitian Auroral Aktif Frekuensi Tinggi disebut punya peran dalam gempa besar di Turkiye dan Suriah.

Teori konspirasi ini muncul dari banyaknya cuitan di Twitter. Kebenarannya pun belum bisa dikonfirmasi.

Lantas apa itu teknologi HAARP dan bagaimana hal itu bisa memicu gempa?

Baca juga: Twitter Down di Turkiye Setelah Warga Protes Lambatnya Bantuan Gempa

Seperti dilansir dari laman Geo TV, HAARP adalah inisiatif penelitian AS yang telah aktif sejak awal 1990-an.

eskipun proyek tersebut memiliki beberapa tujuan, kemajuan teknologi komunikasi radio dianggap sebagai fokus utamanya.

"HAARP adalah pemancar berfrekuensi tinggi berkekuatan tinggi yang paling mumpuni di dunia untuk mempelajari ionosfer," bunyi rilis Universitas Alaska.

"Pengoperasian fasilitas penelitian dipindahkan dari Angkatan Udara Amerika Serikat ke University of Alaska Fairbanks pada 11 Agustus 2015, memungkinkan HAARP untuk melanjutkan eksplorasi fenomenologi ionosfer melalui perjanjian penelitian dan pengembangan kerjasama penggunaan lahan," lanjutnya.

Banyak orang yang menggunakan media sosial berpikir bahwa HAARP digunakan untuk menghukum Turkiye karena menolak bekerja sama dengan Barat.

"Tidak ada yang namanya kebetulan," kata seseorang di Twitter.

Beberapa pengguna merujuk ke pencahayaan yang terlihat sebelum bencana gempa melanda.

Baca juga: Erdogan Kunjungi Turkiye Selatan, Pantau Kondisi Gempa

Frank Hoogerbeets, seorang ahli seismologi Belanda, sempat meramalkan gempa tersebut.

Bagaimana dia meramalkan bencana hanya tiga hari sebelumnya adalah pertanyaan lain yang diajukan orang.

Namun, semua tuduhan dan komentar berasal dari pengguna media sosial. Tidak ada pejabat Turkiye yang mencatat pernyataan semacam itu.

Oleh karena itu, Amerika Serikat belum menanggapi tuduhan tersebut.

Baca juga: Kisah Gempa Turkiye: Bapak Pegang Tangan Putrinya yang Tewas, Enggan Melepas meski Cuaca Dingin

Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan di Science Advances sampai pada kesimpulan bahwa gempa bumi yang terjadi secara alami dan yang disebabkan oleh manusia memiliki potensi guncangan dan kerusakan yang serupa.

Tapi HAARP, program penelitian yang saat ini menjadi pusat desas-desus itu, belum secara spesifik dianggap memiliki kekuatan untuk memicu gempa.

Baca juga: UPDATE Gempa Turkiye dan Suriah, Korban Tewas Jadi 11.236 Jiwa, 2 di Antaranya WNI

Pada Oktober 2022, HAARP memulai rangkaian eksperimen terbesarnya di observatorium barunya tetapi tidak menyebutkan gempa bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com