LIMA, KOMPAS.com - Pejabat Peru menggelar pembicaraan tingkat tinggi untuk mencoba menyelesaikan krisis politik yang semakin dalam setelah penggulingan mantan presiden Pedro Castillo.
Dewan Negara yang terdiri dari wakil-wakil dari semua cabang kekuasaan negara dan para pemimpin gereja di negara Amerika Latin itu mengadakan pertemuan di ibu kota, Lima menurut laporan BBC pada Sabtu (17/12/2922).
Sebelumnya, dua menteri pemerintah mengundurkan diri, menyusul protes keras berhari-hari karena pemakzulan Ped
ro Castillo pada 7 Desember.
Lebih dari 20 orang dilaporkan tewas.
Baca juga: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Kekacauan Politik Peru?
Dalam perkembangan lain, ribuan turis terjebak di kota Cusco setelah pengunjuk rasa memaksa penutupan bandara setempat.
Peru telah melalui kekacauan politik selama bertahun-tahun, dengan krisis terbaru memuncak ketika Castillo mengumumkan dia membubarkan Kongres dan memberlakukan keadaan darurat.
Namun, rencananya menjadi bumerang dan Kongres malah memilih untuk memakzulkannya.
Castillo, yang langsung ditahan, kini diselidiki atas tuduhan pemberontakan dan konspirasi.
Dia membantah semua tuduhan itu, dan bersikeras bahwa dia masih presiden sah negara itu.
Baca juga: Peru Umumkan 30 Hari Darurat Nasional akibat Protes Mematikan Tolak Penggulingan Presiden
Demonstran menyerukan penutupan Kongres, pengunduran diri presiden baru Dina Boluarte dan percepatan pemilu.
Pada Jumat (16/12/2022), Kongres memberikan suara menentang proposal untuk memajukan pemilihan tahun depan.
Bentrokan Kamis (15/12/2022) antara tentara dan pendukung Castillo di wilayah Ayacucho tengah menewaskan sedikitnya delapan orang, kata otoritas kesehatan. Rekaman di media sosial menunjukkan pengunjuk rasa memblokir jalan utama dan bandara.
Beberapa jam kemudian, Menteri Pendidikan Patricia Correa mengatakan dia mengundurkan diri.
Dalam sebuah unggahan Twitter pada Jumat (16/12/2022), dia menulis bahwa "kematian rekan senegaranya tidak dapat dibenarkan", dan bahwa "kekerasan negara tidak boleh tidak proporsional dan menyebabkan kematian".