Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Spotify Wrapped, Wajarkah Pamerkan Selera Musik?

Kompas.com - 06/12/2022, 18:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

LOS ANGELES, KOMPAS.com - Sejak 2016, raksasa streaming musik Spotify telah menghasilkan statistik mendengarkan akhir tahun yang mengklaim dapat mengungkap rahasia musik paling intim pengguna.

Wacana tanpa akhir tentang lagu yang paling sering diputar, guilty pleasure, dan genre yang difavoritkan pun diungkap.

Ini adalah skema pemasaran yang cerdas untuk platform yang terus-terusan menjadi berita utama karena membayar musisi dengan buruk, meskipun tampaknya hanya sedikit yang dapat menolak kesempatan untuk memamerkan pilihan musiknya.

Tapi apa yang sebenarnya bisa diceritakan oleh data ini tentang selera musik? Berikut ulasan apa yang terjadi di balik tren Spotify Wrapped tiap jelang akhir tahun dan hubungannya dengan selera, dilansir dari Guardian.

Baca juga: Pasca-skandal Joe Rogan, Spotify Fokus Saring Konten Berbahaya

Wrapped, Cerminan Selera?

“Manusia pandai mencoba menemukan refleksi diri mm dalam segala hal,” kata antropolog Nick Seaver.

Penulis buku berjudul "Computing Taste" itu berpendapat bahwa penting untuk memahami bagaimana cermin itu dibuat, dan jenis distorsi apa yang terjadi pada refleksi itu.

"Ini tidak hanya menunjukkan Anda apa adanya. Itu dibentuk oleh segala macam keputusan yang dibuat oleh orang-orang yang bukan Anda," ujarnya.

Lebih besar dari gagasan tentang apa yang disebut selera baik dan buruk, selera musik bisa terasa mendasar bagi diri sendiri. Musik yang didengarkan bisa menjadi mekanisme mesin waktu atau visi masa depan.

Baca juga: Kelanjutan Skandal Spotify, Neil Young Minta Karyawan Spotify Segera Berhenti

Dalam "Stay True", sebuah memoar baru yang jelas oleh penulis staf New Yorker Hua Hsu, selera musik meliputi segalanya. Di usia dewasa Hsu tahun 90-an, musik adalah kompas dan ukuran yang digunakannya untuk menilai orang-orang di sekitarnya.

Dia menunjukkan dengan tepat bagaimana lagu yang tepat, di saat yang tepat, dapat mengubah segalanya, juga agaimana penggemar dapat menemukan makna yang berbeda dalam paduan suara yang sama.

Di awal memoar, Hsu membolak-balik peti di toko kaset bersama ayahnya, sangat tertarik dengan cara selera mereka berbicara satu sama lain.

“Kami terpesona oleh musik yang sama, tetapi itu menunjukkan kepada kami hal-hal yang berbeda,” tulisnya.

Hsu menemukan rasa "pembebasan" dalam solo Slash pada "November Rain" sementara ayahnya hanya mendengar keterampilan virtuoso sang gitaris, tetapi antusiasme mereka yang sama memberi mereka titik koneksi yang berharga.

Baca juga: Terkait Skandal Spotify, Donald Trump Blak-blakan Bela Joe Rogan

Relevansi Musik dan Hubungan Emosional Pendengar

Teknologi musik telah lama memanfaatkan hal ini, sambil memanfaatkan hubungan emosional antara pendengar dan lagu.

Empat puluh tahun yang lalu, Walkman memunculkan "efek Walkman", sebuah istilah yang menggambarkan bagaimana teknologi portabel memungkinkan pendengar menggunakan musik yang dikurasi secara pribadi sebagai soundtrack pembentuk realitas.

Baca juga: Tanggapi Skandal Spotify, Jon Stewart: Reaksi Berlebihan pada Joe Rogan adalah Kesalahan

Tahun ini, Spotify memiliki taktik baru untuk meyakinkan pendengar tentang keunikannya. zberdasarkan aktivitas mereka, pengguna diberi salah satu dari 16 "Kepribadian Pendengar" baru, dari "Spesialis" hingga "Replayer" atau "Pengguna Awal".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Sebelum Tewas, Raisi Diproyeksikan Jadi Kandidat Utama Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Biden Sebut Serangan Israel Bukan Genosida Saat Korban Tewas di Gaza Capai 35.562 Orang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com