Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Makin Keras, Larang Penjualan Alat Telekomunkasi Buatan Perusahaan China

Kompas.com - 26/11/2022, 14:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.comAS melarang penjualan produk peralatan telekomunikasi baru dari dua perusahaan asal China, Huawei Technologies dan ZTE.

Washington beralasan, pelarangan tersebut berkaitan dengan risiko yang tidak dapat diterima bagi keamanan nasional AS.

Komisi Komunikasi Federal AS (FCC) mengatakan pada Jumat (25/11/2022) bahwa pihaknya telah mengadopsi aturan final tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Tak Hanya WNI, Ratusan Warga Asing Tertipu Lowongan Kerja di Kamboja, Ditawan Sindikat Penipuan Telekomunikasi

Peraturan tersebut juga melarang penjualan atau impor peralatan yang dibuat Dahua Technology, Hangzhou Hikvision Digital Technology, dan Hytera Communications.

Langkah tersebut merupakan tindakan keras terbaru Washington terhadap perusahaan-perusahaan raksasa teknologi China.

Pasalnya, AS khawatir bahwa Beijing dapat memanfaatkan perusahaan teknologi China untuk memata-matai orang Amerika.

Baca juga: Perusahaan Telekomunikasi Ukraina Alami Serangan Siber Serius, Apa Dampaknya?

“Aturan baru ini merupakan bagian penting dari tindakan berkelanjutan kami untuk melindungi rakyat Amerika dari ancaman keamanan nasional yang melibatkan telekomunikasi,” kata Ketua FCC Jessica Rosenworcel dalam sebuah pernyataan.

Huawei menolak berkomentar. ZTE, Dahua, Hikvision, dan Hytera tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Atura tersebut secara efektif melarang perusahaan-perusahaan tersebut menjual peralatan baru di AS.

Baca juga: Takut Kena Virus Corona lewat Jaringan 5G, Desa Bolivia Hancurkan Menara Telekomunikasi

Rosenwcel mengedarkan usul tindakan tersebut kepada tiga komisaris lainnya untuk persetujuan pada akhir bulan lalu.

Pada Juni 2021, FCC mengatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan untuk melarang semua otorisasi peralatan untuk semua perusahaan yang masuk dalam “daftar tertutup”.

Itu terjadi setelah Maret 2021 AS menunjuk lima perusahaan China yang masuk dalam apa yang disebut "daftar tertutup" sebagai ancaman terhadap keamanan nasional.

Baca juga: APJII: Untuk Mendukung Transformasi Ekonomi Digital di RI Dibutuhkan Infrastruktur Telekomunikasi yang Andal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com