MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia pada hari Rabu (2/11/2022) mengatakan bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi.
Ini jadi pergeseran dari komentar berapi-api Presiden Rusia Vladimir Putin dalam beberapa bulan terakhir yang telah menimbulkan kekhawatiran akan perang nuklir.
Dilansir dari The Hill, Kementerian Luar Negeri mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Rusia ingin menegaskan kembali komitmennya untuk mencegah perang nuklir dan menghindari perlombaan senjata.
Baca juga: Terungkap AS Berencana Tempatkan Pesawat Pengebom B-52 Berkekuatan Nuklir ke Australia
Hal itu sesuai dengan pakta antara AS, Inggris, Perancis dan China, yang bersama dengan Rusia, membentuk pakta lima negara dengan senjata dan kemampuan nuklir.
“Kami sangat yakin bahwa dalam situasi rumit dan bergejolak saat ini, yang disebabkan oleh tindakan tidak bertanggung jawab dan kurang ajar yang bertujuan merusak keamanan nasional kami, tugas paling mendesak adalah menghindari bentrokan militer dengan kekuatan nuklir,” bunyi pernyataan kementerian itu.
Di tengah serangkaian kemunduran dan kerugian yang memalukan di Ukraina, Putin telah berulang kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir.
Ketika dia memerintahkan invasi ke Ukraina pada akhir Februari, Putin mengangkat kemungkinan persenjataan nuklir dan beberapa hari kemudian menempatkan pasukan nuklir negaranya dalam siaga tinggi.
Baca juga: Putin: Tak Masuk Akal Bagi Kami Pakai Senjata Nuklir di Ukraina
Pemimpin Rusia meningkatkan ancamannya pada bulan September, ketika dia membual bahwa persenjataan Rusia lebih modern daripada aliansi keamanan Barat NATO.
“Ini bukan gertakan,” tambah Putin dalam pidato September.
Dalam pidato lain akhir bulan lalu, bagaimanapun, Putin mengatakan Rusia tidak berniat untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina.
Namun, pejabat tinggi militer Rusia telah membahas dalam keadaan apa mereka akan menggunakan senjata nuklir.
Dalam pernyataan hari Rabu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan hanya akan menggunakan senjata nuklir sebagai tanggapan atas agresi yang melibatkan penggunaan senjata pemusnah massal atau agresi dengan penggunaan senjata konvensional ketika keberadaan negara dalam bahaya.
Baca juga: Uji Coba Bom Nuklir Korea Utara, Dunia Tahan Napas
“Kami mendesak negara-negara lain untuk menunjukkan dalam praktik kesediaan mereka untuk bekerja menjalankan prioritas utama ini," kata kementerian itu.
"Mereka harus menghentikan upaya berbahaya untuk melanggar kepentingan vital satu sama lain sambil menyeimbangkan di ambang konflik bersenjata langsung dan mendorong provokasi dengan senjata pemusnah massal, yang dapat menyebabkan konsekuensi bencana,” tambahnya.
AS dan sekutu Barat telah menghindari Rusia karena serangannya terhadap Ukraina dan menuduh negara itu meningkatkan ketegangan.
Baca juga: Biden Tak Percaya Putin Tidak Gunakan Senjata Nuklir di Ukraina
Mayoritas negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan retorika agresif terhadap dunia Barat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.