Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Nurcholis

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok. Kandidat Master Politik Internasional Universitas Shandong, China. Menyelesaikan S-1 di Departemen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia.

Perang Rusia-Ukraina Dalam Pandangan Seorang Neorealis John Mearsheimer

Kompas.com - 03/11/2022, 12:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

ADA beberapa fakta yang membuat saya tertarik untuk menuliskan kembali pandangan John Mearsheimer dalam melihat peperangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina saat ini.

Mearsheimer merupakan imuwan politik Amerika Serikat (AS) dan seorang pakar hubungan internasional. Pandangan Mearsheimer dalam artikel itu sepenuhnya saya rangkum dari artikelnya yang terbit di majalah Foreign Affairs pada September-Oktober 2014 dengan judul “Why the Ukraine Crisis Is the West’s Fault: The Liberal Delusions That Provoked Putin”.

Meski tulisan itu sudah lama, tetapi keterkaitan antara fakta yang mendukung lahirnya peperangan saat ini dari artikel itu masih sangat relevan.

Baca juga: PBB Bantah Klaim Rusia Ada Kapal Ekspor Gandum di Laut Hitam Saat Diserang Ukraina

Fakta-fakta itu tentu menjadi penting dalam menjelaskan bukan hanya karena Rusia berhak berperang sebagaimana AS juga berperang dengan banyak negara lainnya, tetapi juga kebenaran di belakang itu semua.

Selama ini, seperti disampaikan Mearsheimer, ada anggapan di dunia Barat bahwa Putin memiliki mimpi untuk membangkitkan kembali imperium Soviet yang telah punah. Karena itu, menyerang Ukraina adalah pembenaran atas klaim tersebut.

Argumen yang seolah-olah menyalahkan Rusia itu yakin bahwa aneksasi Ukraina hanyalah titik pijak menuju pencaplokan wilayah yang lebih luas ke negara-negara Eropa Timur lainnya.

Pernyataan-pernyataan seperti itu hanyalah justifikasi sepihak musuh semata. Tidak ada bukti kuat bahwa Putin berambisi untuk membuat kembali kerajaan Soviet yang telah hancur.

Justru apa yang Putin lakukan di Ukraina saat ini merupakan langkah keamanan strategis terhadap ancaman langsung maupun tidak langsung terhadap Rusia. Bukan soal omong kosong yang tidak bisa dibuktikan. Karena itu, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan berdasarkan pandangan-pandangan Mearsheimer.

Kesalahan AS melihat realitas politik dunia

Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, menurut John Mersheimer, 100 persen adalah karena kebodohan AS dalam melihat realitas politik internasional. Kondisi sturuktur politik yang ada adalah anarki. Sistem anarki, sebagaimana kita tahu, merupakan sebuah keadaan di mana tidak ada satu pun aktor atau sistem hukum yang berada di atas negara.

Kondisi itu bisa menyebabkan chaos yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Maka, di tengah dunia yang anarki perlu langkah dan rencana strategis yang hati-hati saat hendak mengambil keputusan yang krusial, apalagi terkait kebijakan luar negeri.

Adalah sebuah kedunguan jika AS dan sekutunya di Eropa, sejak runtuhnya Uni Soviet, setelah berakhirnya perang dingin, masih terus berupaya mengajak beberapa negara pecahan Soviet untuk bergabung ke dalam NATO (North Atlantic Treaty Organization/Pakta Pertahanan Atlantik Utara) dan EU (European Union/Uni Eropa).

Baca juga: Sekjen NATO: Tentara Rusia Telah Gagal di Ukraina

Upaya NATO itu dimaksudkan untuk berjaga-jaga supaya pengaruh Soviet tidak kembali ke negara-negara Eropa. Tetapi itu adalah langkah gegabah.

Upaya menarik negara-negara pecahan Soviet itu sudah sejak lama dilakukan. Terhitung sejak tahun 1999, saat AS di bawah Presiden Clinton, pihak AS dan EU perlahan-lahan berhasil mengajak Polandia, Hungaria, dan Republik Ceko bergabung ke dalam NATO.

Dilanjutkan pada 2004 ketika mereka sukses memasukan Estonia, Romania, Latvia, Bulgaria, Slovenia, Lithuania, dan Slovakia ke dalam gerbong aliansi militer mereka.

Dengan bergabungnya negara-negara Eropa Timur ke dalam koalisi NATO-AS, hal itu pastinya memberikan rasa tidak aman bagi dominasi Rusia. Rusia merasa tidak nyaman dengan arogansi AS yang perlahan-lahan berdiri di depan pintu masuk wilayahnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com