Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Itaewon dan Potensi Trauma Panjang yang Melelahkan Mental

Kompas.com - 02/11/2022, 17:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com - Saat Korea Selatan berduka atas kematian lebih dari 150 orang dalam pesta Halloween, banyak orang yang bahkan tidak terlibat langsung, trauma dan mencari jawaban yang terkadang menyalahkan para korban.

Foto-foto di TKP yang mengganggu pada jam-jam pertama bencana diperkirakan menyentuh efek kesehatan emosional dan mental masyarakat Korea Selatan.

Hal ini disampaikan profesor psikiatri Rumah Sakit Universitas Ulsan Jun Jin Yong, dilansir dari Reuters.

Baca juga: Kepedihan Pemuda yang Selamat dari Tragedi Halloween Itaewon: Lima Pergi Hanya Dua yang Kembali

"Ini menyebar sangat cepat melalui media berita dan media sosial, membuat orang-orang terpengaruh secara langsung dan tidak langsung, dan bahkan mereka yang tidak terpengaruh mungkin merasa tertekan dan frustrasi, cukup banyak menimbulkan rasa takut di seluruh masyarakat," katanya.

Tragedi di distrik Itaewon yang populer pada Sabtu (29/10/2022) malam itu telah berubah menjadi kemarahan publik.

Mereka mengutuk adanya kesalahan langkah perencanaan pemerintah dan respons polisi yang tidak memadai.

Puluhan ribu orang yang bersuka ria, banyak dari mereka yang masih muda, telah memadati jalan-jalan sempit dan gang-gang Itaewon untuk perayaan Halloween pertama yang hampir tidak dibatasi dalam tiga tahun.

Baca juga: Kepala Kepolisian Korsel Membungkuk Minta Maaf, Mengaku Bertanggung Jawab Atas Tragedi Halloween Itaewon

Gelombang orang yang tidak terkendali ke satu gang sempit berubah menjadi insiden yang mematikan.

Rekaman mengganggu yang menunjukkan petugas penyelamat darurat dan warga memberikan resusitasi jantung paru (RJP) kepada korban yang tidak sadar dengan cepat menjadi viral di media sosial, bahkan sebelum sifat dan skala bencana diketahui.

Gambar-gambar grafis itu diputar ulang di media berita arus utama. Kemudian spekulasi tentang apa yang menyebabkan bencana itu mulai beredar.

"Apa yang membuat lebih sulit bagi kebanyakan orang adalah bahwa bukan salah siapa pun bahwa mereka kebetulan berada di sana," kata Jun.

Baca juga: Ini Langkah yang Diambil Pemerintah Korsel Terkait Tragedi Itaewon

Korban tewas mencapai 156, dengan 172 terluka, 33 di antaranya dalam kondisi serius.

Pemerintah mengirim klinik keliling yang dikelola oleh Pusat Nasional untuk Trauma Bencana ke Itaewon, menawarkan konseling gratis.

Jun mengatakan ada kecenderungan alami manusia untuk mencari penjelasan atas suatu bencana, menyalahkan orang atau serangkaian keadaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Pasukan Israel Temukan 3 Jenazah Sandera di Gaza

Global
Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Penembakan di Afghanistan, 3 Turis Spanyol Tewas, 7 Lainnya Terluka

Global
[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

[POPULER GLOBAL] Spanyol Tolak Kapal Bawa 27 Ton Bahan Peledak | Pasokan Medis Tak Bisa Masuk Gaza

Global
WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com