BEIJING, KOMPAS.com - Aksi protes di Beijing yang mengkritik Presiden Xi Jinping telah memicu khalayak internasional untuk ramai-ramai mencari tahu identitas pengunjuk rasa misterius tersebut seraya memujinya atas tindakan itu.
Si pengunjuk rasa naik ke atas Jembatan Sitong di Distrik Haidian, Beijing, dan membentangkan dua spanduk besar yang menyerukan agar kebijakan nol-Covid-19 yang ketat di China diakhiri serta Presiden Xi digulingkan.
Ketika media pemerintah China masih bungkam, foto dan video peristiwa itu beredar luas di dunia maya.
Baca juga: Xi Jinping Selangkah Lagi Jabat Periode Ketiga Pimpin China, Terkuat sejak Mao Zedong
Pemerintah China lantas segera melakukan sensor di platform media sosial dan aplikasi WeChat yang digunakan oleh sebagian besar warga China.
Aksi protes yang langka dan dramatis itu terjadi pada Kamis (13/10/2022) malam, menjelang Kongres Partai Komunis China yang bersejarah.
Melalui kongres tersebut, Xi diproyeksi akan mendapatkan masa jabatan ketiga sebagai ketua partai sehingga memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan.
Si pengunjuk rasa juga membakar benda yang tampak seperti ban mobil dan terdengar meneriakkan slogan-slogan menggunakan pengeras suara.
Sejumlah laporan menyebutkan satu orang telah ditangkap sehubungan dengan protes tersebut.
Foto-foto insiden itu menunjukkan petugas polisi mengelilingi si pengunjuk rasa, yang mengenakan helm kuning dan pakaian oranye.
Baca juga: China Kecam Kebijakan AS Kendalikan Ekspor Chip: Tak Untungkan Siapa Pun
Kepolisian setempat belum menjawab permintaan komentar dari BBC.
Banyak yang memuji tindakan si pengunjuk rasa tunggal itu.
Mereka menyebutnya sebagai "pahlawan" dan menjulukinya "Manusia Tank baru" –merujuk pria China tak dikenal yang berdiri di depan tank saat unjuk rasa di Lapangan Tiananmen pada 1989.
Para detektif dunia maya kemudian berusaha melacak identitas orang tersebut, dengan fokus pada seorang peneliti dan fisikawan Tiongkok yang berasal dari sebuah desa di Provinsi Heilongjiang di bagian utara China.
Namanya tidak akan disebut dalam artikel ini demi keamanan. Namun, pemeriksaan BBC pada pejabat desa mengonfirmasi bahwa seorang pria dengan nama tersebut pernah tinggal di sana.
Ia sempat mengunggah dokumen yang tampaknya merupakan sebuah manifesto di situs penelitian populer ResearchGate.