Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belarus Umumkan Pengerahan Pasukan Militer Gabungan dengan Rusia, Tuduh Ukraina Rencanakan Serangan

Kompas.com - 11/10/2022, 18:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

MINSK, KOMPAS.com - Belarus dan Rusia akan mengerahkan pasukan militer gabungan sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya peningkatan ketegangan di perbatasan barat negara itu.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan pada Senin (10/10/2022) bahwa kedua negara mulai menyatukan kekuatan dua hari lalu, tampaknya setelah ledakan jembatan Crimea yang menghubungkan Rusia ke wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia pada 2014.

Pengumuman itu muncul ketika rudal Rusia menyerang beberapa kota di Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv, untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan.

Baca juga: Presiden Belarus Umumkan Larangan Kenaikan Harga demi Kendalikan Inflasi

“Saya sudah mengatakan bahwa hari ini Ukraina tidak hanya membahas tetapi merencanakan serangan di wilayah Belarus,” kantor berita negara Belta mengutip Lukashenko mengatakan selama pertemuan dengan pejabat keamanan.

“Diktator terakhir Eropa” itu tidak memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim tersebut.

"Kami telah sepakat untuk menyebarkan kelompok regional Federasi Rusia dan Republik Belarus," tambahnya sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Senin (10/10/2022).

Lukashenko tidak merinci di mana pasukan akan dikerahkan.

Presiden itu mengatakan Belarus "harus memiliki rencana sebelumnya untuk melawan semua jenis brandit yang mencoba menyeret kita ke dalam perkelahian".

Baca juga: Belarus Mengaku Sudah Modifikasi Pesawat Tempur SU-24 untuk Membawa Senjata Nuklir

“Seharusnya tidak ada perang di wilayah Belarus,” tambahnya.

Belarus bergantung secara finansial dan politik pada sekutu utamanya, Rusia.

Pasukan Rusia menggunakan Belarus sebagai pos pementasan untuk invasi ke Ukraina pada 24 Februari, mengirim pasukan dan peralatan ke Ukraina utara dari pangkalan di Belarus.

Dalam sebuah unggahan Twitter pada Senin (10/10/2022), pemimpin oposisi yang diasingkan Sviatlana Tsikhanouskaya mengatakan "Ukraina tidak menimbulkan ancaman bagi Belarus."

Tsikhanouskaya juga menyebut klaim Lukashenko sebagai "kebohongan untuk membenarkan keterlibatannya dalam teror" terhadap Ukraina.

“Saya mendesak militer Belarus: jangan mengikuti perintah kriminal, menolak untuk berpartisipasi dalam perang Putin melawan tetangga kita,” tulisnya.

Baca juga: Presiden Belarus Sebut Barat Dekatkan Dunia ke Ambang Perang Besar

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com