TEHERAN, KOMPAS.com - Televisi pemerintah Iran menjadi target peretasan pada Sabtu (9/10/2022), dengan liputan berita di media yang dikelola negara tiba-tiba diinterupsi oleh protes terhadap pemimpi negara berkemampuan nuklir ini.
Sebuah sosok bertopeng tiba-tiba muncul di layar berlatar nuansa hitam, diikuti oleh gambar Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dengan api di sekelilingnya.
BBC pada Minggu (9/10/2022) melaporkan bahwa kelompok yang melakukan aksi peretasan tersebut menyebut diri mereka "Adalat Ali", atau Keadilan Ali.
Baca juga: Presiden Iran Disuruh Pergi oleh Mahasiswa Saat Kunjungi Kampus
Insiden ini terjadi setelah setidaknya tiga orang ditembak mati ketika pengunjuk rasa bentrok dengan pasukan keamanan dalam kerusuhan baru atas kematian Mahsa Amini.
Amini ditahan di Teheran oleh polisi moral karena diduga tidak menutupi rambutnya dengan benar.
Wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun itu dilaporkan meninggal pada 16 September, tiga hari setelah penangkapannya.
Kematiannya telah memicu gelombang protes yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh negeri.
Di tengah sejumlah protes yang dilaporkan masih berlangsung di Iran, peretasan terjadi pada Sabtu (9/10/2022) pukul 21.00 waktu setempat saat TV yang dikelola negara tengah melaporkan berita dalam siaran langsung.
#BREAKING The Edalat-e Ali hacktivist group hacked the Iranian state TV's live news broadcast, displaying a photo of Khamenei with the verse "The Blood of Our Youths Is on Your Hands" along with photos of #MahsaAmini and three other girls killed in #IranProtests. pic.twitter.com/dYM7flUBQt
— Iran International English (@IranIntl_En) October 8, 2022
Baca juga: Update Korban Kerusuhan Iran: Total 185 Orang Tewas, 19 Anak-anak
Gambar yang kemudian muncul termasuk memperlihatkan pemimpin tertinggi Iran menjadi target. Sementara foto Amini dan tiga wanita lain yang tewas dalam protes baru-baru ini berada di bawahnya.
Salah satu keterangannya berbunyi "bergabung dengan kami dan bangkit", sementara yang lain mengatakan "darah pemuda kami menetes dari kakimu".
Gangguan hanya berlangsung beberapa detik sebelum terputus.
Pertunjukan pemberontakan seperti itu terhadap Ayatollah Ali Khamenei secara historis jarang terjadi, dan dia memegang kekuasaan yang hampir penuh di Iran.
Tapi setelah kematian Amini, ada perbedaan pendapat secara terbuka meluas.
Juga pada Sabtu (9/10/2022), video muncul di media sosial tampaknya menunjukkan mahasiswi di sebuah universitas di Teheran meneriakkan "pergi" selama kunjungan Presiden Ebrahim Raisi.
Baca juga: Minggu Keempat Protes Kematian Mahsa Amini di Iran, Demonstran: Polisi Adalah Pembunuh Rakyat
Sebelumnya pada hari itu, dua orang tewas di Sanandaj, termasuk seorang pria yang ditembak di mobilnya setelah dia membunyikan klakson untuk mendukung para pengunjuk rasa.