Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayatollah Khamenei: Negara Barat Rancang Kerusuhan Iran dengan Orang Bayaran

Kompas.com - 07/10/2022, 19:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menuding negara-negara Barat merancang kerusuhan di negaranya dengan orang-orang bayaran dan pengkhianat di luar negeri.

Khamenei saat berbicara di acara wisuda sejumlah Akademi Militer dan Angkatan Bersenjata Iran menegaskan, rakyat dalam peristiwa ini sebagaimana juga dalam peristiwa-peristiwa lain sepenuhnya terjun dengan kekuatan.

"Di masa depan juga akan seperti ini, di masa depan di mana pun musuh ingin menciptakan gangguan, pihak yang paling depan dalam menghadapi gangguan ini adalah rakyat pemberani dan mukmin Iran," katanya dikutip dari siaran pers Kedutaan Besar Iran di Indonesia, Jumat (7/10/2022).

Baca juga: Demo Kematian Mahsa Amini di Iran Berlanjut, Dipimpin Siswi Sekolah

"Dalam peristiwa yang baru saja terjadi, seorang perempuan muda (Mahsa Amini) meninggal dunia, dan ini membuat hati kita semua terbakar. Akan tetapi reaksi atas peristiwa ini yang dilakukan tanpa penyelidikan dan tanpa ada kepastian terkait apa yang sebenarnya terjadi, lalu sebagian orang turun ke jalan membuat kekacauan, membakar Al Quran, mencopot paksa hijab seorang perempuan, membakar masjid, tempat ibadah, dan kendaraan masyarakat, ini bukanlah reaksi yang biasa dan normal," tambahnya.

Khamenei lalu menuding kerusuhan Iran yang terbaru ini sudah direncanakan sebelumnya. Menurutnya, jika tidak ada peristiwa meninggalnya Mahsa Amini, dalih lain akan dicari oleh pihak musuh agar kekacauan dan kerusuhan bisa diciptakan di Iran.

Ia juga menekankan bahwa belasungkawa negara-negara Barat atas meninggalnya Mahsa Amini adalah dusta, karena sebenarnya gembira mendapatkan alasan untuk menciptakan insiden.

"Di Iran, pejabat tiga lembaga tinggi negara telah menyampaikan belasungkawa, dan Mahkamah Agung Iran sudah berjanji untuk mengusut kasus ini sampai akhir," ujar Khamenei.

Ayatollah Ali Khamenei juga menyinggung kemajuan cepat Iran di semua bidang, dan kerja keras untuk menyelesaikan sebagian permasalahan lama, serta mengaktifkan bidang produksi, perusahaan berbasis sains, dan kemampuan negara untuk menggagalkan sanksi.

"Saya hidup di tengah suku Baluch, dan mereka sangat setia kepada Republik Islam Iran, suku Kurdi, juga salah satu suku termaju di Iran, dan mereka mencintai negaranya, mencintai Islam dan Republik Islam, maka dari itu skenario musuh tidak akan berhasil terhadap mereka."

Baca juga:

Lebih lanjut ia mengeklaim, beberapa orang yang turun ke jalan adalah sisa-sisa oknum yang sebelumnya mendapatkan pukulan dari Iran seperti kelompok teroris MKO, kelompok separatis, kelompok monarki, dan keluarga dinas intelijen Shah Iran yaitu Savak.

Mahkamah Agung ia perintahkan harus mengadili serta menghukum mereka sesuai tingkat keterlibatan dalam perusakan dan gangguan keamanan di jalan-jalan.

Menurut Khamenei, skenario dan aksi musuh menunjukan batin mereka, yaitu permusuhan dengan bangsa dan negara Iran. Mereka berusaha menciptakan kerusuhan, menghancurkan keamanan negara, dan memprovokasi orang-orang yang mungkin bisa diprovokasi dengan sejumlah kegemparan.

"Mereka (pihak musuh) menginginkan Iran seperti masa Pahlavi (Shah Iran), yang selalu patuh pada perintah mereka," ucap Khamenei.

Menurut Khamenei, banyak perempuan di Iran yang tidak mengenakan jilbab secara sempurna, tapi merupakan pendukung serius negara dan mereka hadir di berbagai pentas untuk kemajuan negara.

Baca juga: 10 Fakta dan Temuan dari Kematian Mahsa Amini Menurut Kedubes Iran di Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com