Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elon Musk Menuai Kritik Serius atas Cuitannya tentang Ukraina

Kompas.com - 05/10/2022, 17:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

KOMPAS.com - Elon Musk menuai kritik setelah dia mencuit suatu proposal "perdamaian" untuk Ukraina yang menjadikan Semenanjung Crimea sebagai bagian dari Rusia.

Hal ini menurut banyak pihak berpotensi mengakui klaim aneksasi Rusia atas empat wilayah Ukraina.

Dilansir The Hill, Musk meminta lebih dari 100 juta pengikut Twitter-nya untuk memberikan suara pada proposal tersebut.

Baca juga: Berubah Pikiran Lagi, Elon Musk Siap Beli Twitter Sesuai Harga Awal

Musk juga menyarankan melakukan referendum yang diawasi PBB di wilayah yang dicaplok Rusia untuk menentukan negara mana yang seharusnya menjadi bagian dari wilayah tersebut, yang memicu kecaman dari pejabat Ukraina.

“F**k off adalah balasan diplomatis saya kepada Anda @elonmusk,” jawab diplomat Ukraina Andriy Melnyk.

Rusia pekan lalu mengklaim empat wilayah, yang terletak di selatan dan timur Ukraina, setelah mengadakan referendum yang dikutuk oleh pejabat AS dan Barat sebagai tipuan.

Baca juga: Saat Diplomat Ukraina Geram dengan Cuitan Elon Musk...

Moskwa juga mencaplok Krimea pada tahun 2014, meskipun sebagian besar komunitas internasional tidak mengakui klaim Kremlin di sana atau di wilayah lain.

Dengan sekitar 2,75 juta suara diberikan dalam jajak pendapat Musk pada Selasa malam, 59 persen responden telah menolak proposal tersebut.

Sementara itu, Rusia memuji saran Musk, lapor Reuters.

Menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, mengecam mereka yang mendorong usulan perdamaian.

Baca juga: Zelensky Mendebat Usul Kontroversial Elon Musk tentang Perdamaian Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menanggapi Musk dengan jajak pendapatnya sendiri, menanyakan kepada pengguna Musk mana yang lebih mereka sukai: yang mendukung Ukraina, atau yang mendukung Rusia.

Hampir 79 persen pengguna memilih opsi pertama, dengan lebih dari 2,43 juta total suara yang diberikan.

Iuliia Mendel, mantan sekretaris pers Zelensky, mengatakan kepada Poppy Harlow dari CNN pada hari Selasa (4/10/2022) bahwa Musk pada bulan Maret ingin menggunakan hubungannya dengan Kremlin untuk menjalin hubungan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Zelensky.

“Ketika Elon Musk keluar dengan tawaran ini, saya kira dia hanya memiliki beberapa hubungan dengan Kremlin, mungkin karena ini pesan yang sama persis seperti yang kita dengar dari propagandis pro-Kremlin dan yang kita dengar dari banyak pendukung pro-Kremlin,” Mendel mengatakan kepada CNN.

Baca juga: Starlink Elon Musk Disebut Tak Efektif Dipakai di Iran

CEO SpaceX itu sendiri mengaktifkan layanan internet satelit Starlink perusahaan di Ukraina awal tahun ini untuk meningkatkan konektivitas setelah Rusia menyerbu.

Tetapi dia juga terkadang membuat pernyataan yang bertentangan dengan pejabat AS dan Barat, yang berusaha menghukum Putin.

“Banyak omong kosong, tetapi beberapa poin bagus juga,” kata Musk tentang media yang dikendalikan pemerintah Rusia dalam pesan teks tak lama setelah invasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com