Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amnesty International Sorot Tragedi Kanjuruhan, Minta Polri Tinjau Kebijakan Gas Air Mata

Kompas.com - 02/10/2022, 20:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Amnesty International menanggapi kematian setidaknya 130 orang setelah kerusuhan di Stadion Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur pada 1 Oktober 2022.

Dikutip dari laman Amnesty, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga para korban.

"Tidak ada yang harus kehilangan nyawa mereka di pertandingan sepak bola,” ujarnya, menanggapi aksi rusuh pasca-pertandingan Arema FC lawan Persebaya Surabaya itu.

Baca juga: Hujan Cemoohan, Amnesty International Klarifikasi Laporan Terkait Militer Ukraina

Ammesty meminta pihak berwenang melakukan penyelidikan cepat, menyeluruh, dan independen terhadap penggunaan gas air mata di stadion.

Mereka yang terbukti melakukan pelanggaran harus dipastikan diadili di pengadilan terbuka dan tidak hanya menerima sanksi internal atau administratif.

"Kami juga meminta polisi untuk meninjau kembali kebijakan penggunaan gas air mata dan 'senjata yang tidak terlalu mematikan' untuk memastikan bahwa tragedi memilukan seperti itu tidak pernah terjadi lagi," ujar Usman.

“Hilangnya nyawa ini tidak bisa dibiarkan begitu saja. Polisi sendiri telah menyatakan bahwa kematian terjadi setelah polisi menggunakan gas air mata pada kerumunan yang mengakibatkan penyerbuan di pintu keluar stadion,” tambahnya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-165 Serangan Rusia ke Ukraina, Ancaman Bahaya dari PLTN Zaporizhzhia, Kepala Amnesty International Mundur

Menurut Amnesty, gas air mata hanya boleh digunakan untuk membubarkan massa ketika kekerasan meluas dan metode lain gagal.

Orang-orang harus diperingatkan bahwa gas air mata akan digunakan dan dibiarkan menyebar.

Gas air mata juga tidak boleh ditembakkan di ruang terbatas.

Pedoman keselamatan stadion FIFA melarang membawa atau menggunakan gas pengendali massa oleh petugas lapangan atau polisi.

Baca juga: Isi Laporan Kontroversial Amnesty International Terkait Perang Ukraina

Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Nico Afinta mengatakan kepada pers bahwa gas air mata menyebabkan para pendukung menuju ke satu pintu keluar.

Selain 130 orang yang telah dilaporkan tewas, 180 lainnya terluka. 2 polisi juga dilaporkan tewas.

Komite Hak Asasi Manusia PBB dalam Komentar Umum 37 menjelaskan bahwa dalam semua kasus aturan penegakan hukum tentang penggunaan kekuatan harus dipatuhi dengan ketat.

Baca juga: Laporan Terbaru Amnesty International Buat Zelensky Geram

Amnesty menegaskan bahwa penggunaan gas air mata hanya akan proporsional dalam menanggapi insiden kekerasan yang meluas, dan hanya jika metode lain untuk membubarkan massa telah atau akan gagal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com