Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tokoh yang Kematiannya Membuat Seisi Negara Berkabung, dari JFK hingga Putri Diana

Kompas.com - 12/09/2022, 15:04 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KOMPAS.com - Ratu Elizabeth II wafat pada Kamis (8/9/2022) dan kematiannya membuat seisi Britania Raya berkabung.

Sebelum Ratu Elizabeth II meninggal, ada juga tokoh-tokoh lain yang membuat masyarakat larut dalam duka.

Dikutip dari kantor berita AFP, berikut adalah tujuh tokoh yang kematiannya membuat seisi negara berkabung.

Baca juga: Ketakutan Warga Kanada Setelah Ratu Elizabeth II Wafat

1. Mahatma Gandhi

Mahatma GandhiAP PHOTO Mahatma Gandhi
Kematian Mahatma Gandhi yang dibunuh pada 30 Januari 1948 oleh nasionalis Hindu di New Delhi membuat India syok.

Massa besar berbondong-bondong melihat tubuh pria yang dikenal sebagai Gandhiji tersebut dibaringkan di rumahnya, dan dimandikan dengan kelopak mawar saat dipindahkan untuk dikremasi.

Abunya kemudian dibawa dengan kereta api ke tepi Sungai Gangga. Diperkirakan dua juta orang dari semua kasta menanti untuk melihatnya dihanyutkan ke perairan suci itu.

Sesuai keinginannya juga, beberapa abu Mahatma Gandhi disebar ke sungai suci dan laut lainnya.

2. Eva Peron

Foto diambil pada tahun 1940-an di Buenos Aires dari Eva Peron (1919-52) dan suaminya Juan Peron. Eva Peron, dikenal sebagai Evita, istri kedua Presiden Argentina Juan Peron, adalah seorang aktris radio dan layar sebelum pernikahannya pada tahun 1945, ia menjadi pengaruh politik yang kuat dan menjadi andalan pemerintah Peron. Dia diidolakan oleh orang miskin, dan setelah kematiannya, di Buenos Aires, dukungan untuk suaminya berkurang.AFP Foto diambil pada tahun 1940-an di Buenos Aires dari Eva Peron (1919-52) dan suaminya Juan Peron. Eva Peron, dikenal sebagai Evita, istri kedua Presiden Argentina Juan Peron, adalah seorang aktris radio dan layar sebelum pernikahannya pada tahun 1945, ia menjadi pengaruh politik yang kuat dan menjadi andalan pemerintah Peron. Dia diidolakan oleh orang miskin, dan setelah kematiannya, di Buenos Aires, dukungan untuk suaminya berkurang.
Di Argentina, pemakaman Eva Peron, aktris yang menjadi ibu negara sangat populer yang meninggal karena kanker pada 26 Juli 1952 pada usia 33 tahun, membuat jutaan orang turun ke jalan-jalan Buenos Aires dalam duka.

Eva Peron sangat dipuja kelas pekerja Argentina. Mayatnya yang dibalsem sempat dicuri oleh militer setelah kudeta yang menggulingkan suaminya, Juan Peron.

Jenazah Eva Peron kemudian diterbangkan ke Italia untuk dimakamkan secara diam-diam di Milan, dan baru dibawa kembali ke Buenos Aires pada 1976.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Eva Peron, Pendorong Hak Politik Wanita

3. John F Kennedy

Suasana sangat berbeda terjadi saat pemakaman John Fitzgerald Kennedy, yang diadakan pada 26 November 1963 di Washington, empat hari setelah pembunuhannya di Dallas.

Pemakaman JFK disiarkan langsung ke puluhan juta orang di televisi, yang masih media baru saat itu.

Siarannya terdiri dari peti mati tertutup yang dibaringkan hingga parade di atas tandu yang ditarik kuda, upacara pemakaman itu sendiri, dan penguburannya di Pemakaman Nasional Arlington yang merupakan permakaman militer.

Istri JFK yakni Jackie berpakaian hitam memegang tangan dua anak kecil mereka, Caroline dan John yang melangkah maju untuk memberi hormat kecil.

4. Martin Luther King

Martin Luther King memberikan pidatonya yang paling terkenal, I Have a Dream, di depan Lincoln Memorial selama Pawai 1963 di Washington DC.National Archives and Records Administration/Rowland Scherman Martin Luther King memberikan pidatonya yang paling terkenal, I Have a Dream, di depan Lincoln Memorial selama Pawai 1963 di Washington DC.
Lima tahun kemudian, ratusan ribu orang menghadiri pemakaman Martin Luther King di Atlanta, Georgia. Dia adalah pendeta dan pemimpin hak-hak sipil yang dibunuh di Memphis pada 4 April 1968.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com