Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Coca Cola Minggat, Rusia Sambut Merek Baru, Dobry Cola

Kompas.com - 27/08/2022, 16:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Coca Cola telah mulai membuat cola lokal, Dobry Cola, di Rusia setelah menghentikan produksi dan penjualan produk Coca-Cola Co menyusul eksodus massal perusahaan-perusahaan Barat pada awal tahun ini.

Dilansir Reuters, Dobry telah menjadi merek jus di Rusia tetapi Coca-Cola HBC, yang terpisah dari Coca-Cola Co, mengatakan awal bulan ini sedang menjajaki perluasan merek lokal yang ada melalui bisnis Multon Partners.

Dobry Cola tidak memiliki hubungan dengan Coca-Cola atau Coca-Cola Co, kata Coca-Cola HBC dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Produk Cola Barat Enyah dari Rusia, Merek Lokal Untung Luar Biasa

Coca-Cola Co memiliki 23 persen saham di Coca-Cola HBC.

Kantor berita Interfax, mengutip pendiri rantai makanan cepat saji Rusia Teremok, yang menyajikan masakan tradisional seperti borscht dan blinis, yang mengatakan bahwa dia telah menerima pemberitahuan dari perusahaan tentang Dobry Cola dan mencoba menjualnya di toko miliknya.

Pesaing lokal Coca-Cola telah membanjiri pasar sejak perusahaan itu meninggalkan Rusia setelah mengirim ribuan tentara ke Ukraina.

Baca juga: Pasca-kritik Keras Zelensky, Nestle Tangguhkan Sejumlah Merek di Rusia

Merek-merek Barat menghadapi pertempuran pengadilan bertahun-tahun melawan tiruan.

Coca Cola HBC sendiri telah menipiskan stok produk Coca-Cola sejak terakhir kali memesan konsentrat pada bulan Maret.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com