Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Detik-detik Silo Raksasa di Pelabuhan Beirut Runtuh Setelah Berminggu-minggu Terbakar

Kompas.com - 01/08/2022, 12:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

BEIRUT, KOMPAS.com - Sebagian dari silo raksasa di pelabuhan Beirut runtuh hingga menimbulkan awan debu besar setelah kebakaran selama berminggu-minggu, yang dipicu oleh biji-bijian yang terfermentasi dan memanas akibat musim panas.

Blok utara silo runtuh pada Minggu (31/7/2022), sehingga menimbulkan debu abu-abu tebal yang menyelimuti struktur ikonik dan pelabuhan di sebelah area perumahan, yang rusak dalam ledakan 2020.

Baca juga: Lokasi Ledakan Lebanon 2020 Terbakar Lagi, Api Berkobar Berhari-hari

Direktur Jenderal Pelabuhan Beirut Silos Assaad Haddad mengatakan kepada AP bahwa "semuanya terkendali". Beberapa menit kemudian, debu mereda dan ketenangan kembali.

Namun, Youssef Mallah, dari departemen Pertahanan Sipil, mengatakan bahwa bagian lain dari blok utara silo raksasa itu berisiko runtuh, termasuk bagian lain dari reruntuhan raksasa itu.

Silo berusia 50 tahun, setinggi 48 meter itu menahan kekuatan ledakan dua tahun lalu, dan secara efektif melindungi bagian barat ibukota Lebanon dari ledakan yang menewaskan lebih dari 200 orang, melukai lebih dari 6.000 dan membuat seluruh lingkungan pelabuhan rusak parah.

Pada Juli, kebakaran terjadi di blok utara silo karena biji-bijian yang terfermentasi.

Petugas pemadam kebakaran dan tentara Lebanon tidak dapat memadamkannya dan api itu membara selama berminggu-minggu, bau tidak sedap pun menyebar ke mana-mana.

Baca juga: Di Balik Runtuhnya Ekonomi Lebanon dan Sri Lanka, Salah Siapa?

Kementerian lingkungan dan kesehatan pekan lalu mengeluarkan instruksi kepada penduduk yang tinggal di dekat pelabuhan untuk tinggal di dalam ruangan di ruang yang berventilasi baik.

Kebakaran dan pemandangan dramatis asap menghitam dari sebagian silo menghidupkan kembali kenangan dan dalam beberapa kasus, trauma para penyintas ledakan raksasa yang mengoyak pelabuhan pada 4 Agustus 2020.

Tatiana Hasrouty, yang kehilangan ayahnya dalam ledakan pelabuhan Beirut tahun 2020, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia menyalahkan politisi atas situasi di pelabuhan – termasuk mereka yang tahu bahwa amonium nitrat yang mudah terbakar disimpan di sana.

Dia menganggap mereka bertanggung jawab karena gagal menyelesaikan penyelidikan yang tepat dan memastikan surat perintah penangkapan dikeluarkan.

“Kita perlu tahu kebenarannya. Kita perlu tahu siapa yang melakukan ini pada kita dan meminta pertanggungjawaban mereka. Begitu kami meminta pertanggungjawaban seseorang atas kejahatan ini, tidak ada lagi kejahatan seperti ini yang akan terjadi lagi,” kata Hasrouty .

Baca juga: Mencermati Tingkat Inflasi Lebanon yang Capai 211 Persen

April lalu, pemerintah Lebanon memutuskan untuk menghancurkan silo, tetapi menangguhkan keputusan tersebut menyusul protes dari keluarga korban dan penyintas ledakan.

Mereka berpendapat bahwa silo raksasa itu mungkin berisi bukti yang berguna untuk penyelidikan yudisial, dan bahwa mereka harus berdiri sebagai peringatan atas insiden tragis tersebut.

Penyelidikan Libanon telah mengungkapkan bahwa pejabat senior pemerintah dan keamanan tahu tentang bahan berbahaya yang disimpan di pelabuhan, meskipun sejauh ini tidak ada pejabat yang dihukum.

Pejabat yang terlibat kemudian mengajukan tantangan hukum terhadap hakim yang memimpin penyelidikan, yang telah membuat penyelidikan ditangguhkan sejak Desember.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com