KYIV, KOMPAS.com – Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-135 pada Jumat (8/7/2022) sejak dimulai pada 24 Februari.
Berikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-134, sebagaimana dilansir Reuters.
Baca juga: Terungkap, Putin dan Macron Berdebat Sengit Sebelum Rusia Menginvasi Ukraina
Duta Besar Rusia untuk Inggris mengatakan kepada Reuters bahwa Moskwa tidak mungkin menarik diri dari wilayah pesisir selatan Ukraina.
Duta besar tersebut menambahkan, Rusia akan mengalahkan pasukan Ukraina di seluruh wilayah Ukraina timur alias Donbass.
Senjata presisi tinggi dari Barat membantu Ukraina memperlambat invasi Rusia. Namun, Kyiv tidak memiliki cukup senjata dan tentaranya perlu waktu untuk beradaptasi menggunakannya.
Baca juga: Hadapi Kritik atas Invasi ke Ukraina, Menlu Rusia Walk Out dari Pertemuan G20 di Bali
Rusia kemungkinan memusatkan peralatannya ke arah Siversk, sekitar 8 Kilometer (Km) dari garis depan Rusia saat ini, lapor Kementerian Pertahanan Inggris.
Pasukan Rusia kemungkinan akan berhenti untuk mencukupi kekuatannya sebelum melakukan operasi ofensif baru di wilayah Donetsk, sedangkan pasukan Ukraina bersiap untuk menangkis serangan lain.
Semakin banyak pria muda Rusia yang ingin menghindari wajib militer sejak konflik dengan Ukraina dimulai, kata beberapa pengacara dan aktivis hak asasi manusia.
Baca juga: Blinken ke Rusia di G20 Bali: Biarkan Biji-bijian Keluar dari Ukraina
Barat mendesak Rusia mengizinkan Ukraina mengirim gandum ke dunia karena perang yang telah berlangsung selama empat bulan menimbulkan ancaman kelaparan negara-negara yang jauh dari medan perang.
Menteri Luar Negeri AS Blinken berbicara langsung dengan Rusia pada pertemuan para menteri luar negeri G20 di Bali, Indonesia.
Blinken juga meminta Moskwa untuk membiarkan gandum Ukraina keluar ke dunia, kata seorang pejabat Barat.
Para menteri luar negeri G20 menyerukan diakhirinya perang dan blokade gandum di Ukraina.
Baca juga: Ukraina Terkini: Putin Berucap Rusia Siap Terlibat dalam Negosiasi Damai
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov walk out atau keluar dari pertemuan para menteri luar negeri G20 karena Barat mengkritik Rusia atas invasinya ke Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, sanksi lanjutan terhadap Rusia dapat menyebabkan kenaikan harga energi yang menjadi bencana bagi konsumen Eropa.
Rusia memperingatkan Lituania dan Uni Eropa bahwa mereka dapat menghadapi "tindakan keras" jika transit beberapa barang ke dan dari eksklave Rusia Kaliningrad tidak dilanjutkan.
Dalam beberapa bulan sejak Rusia menginvasi Ukraina, Inggris menjadi perantara penting bagi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam usahanya mempersenjatai Kyiv dengan senjata Barat.
Baca juga: Indonesia Desak Diakhirinya Perang di Ukraina dalam Pertemuan G20 di Bali
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.