Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa M 6,1 Guncang China Barat Daya, 4 Meninggal, 14 Terluka

Kompas.com - 01/06/2022, 21:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Sedikitnya empat orang tewas dan 14 lainnya luka-luka setelah dua gempa bumi melanda China barat daya pada Rabu (1/6/2022).

Gempa dangkal dengan magnitudo 6,1 melanda daerah berpenduduk jarang di provinsi Sichuan sekitar 100 kilometer (60 mil) barat ibu kota provinsi Chengdu, kata penyiar CCTV.

Dilansir AFP, gempa itu diikuti tiga menit gempa kedua berkekuatan 4,5 di daerah terdekat di mana kematian dan cedera terjadi.

Baca juga: China Janji Perkuat Hubungan dengan Zambia

Rekaman yang diperoleh penyiar menunjukkan lusinan anak sekolah berteriak dan merunduk di bawah meja ketika gedung mereka mulai bergetar, sebelum berlari keluar kelas dengan tangan di atas kepala mereka.

Video lain yang diposting di media sosial oleh penyiar milik pemerintah CGTN tampaknya menunjukkan gempa pertama yang memicu tanah longsor yang merusak mobil dan meninggalkan bebatuan dan tanah berserakan di jalan.

Pihak berwenang di kota Ya'an mengirim lebih dari 4.500 orang ke daerah gempa, termasuk petugas penyelamat darurat, petugas pemadam kebakaran dan polisi militer, CCTV melaporkan.

Dikatakan kota itu "berusaha sekuat tenaga untuk menyelamatkan mereka yang telah terperangkap dan mengurangi jumlah kematian semaksimal mungkin".

Baca juga: Dapat Dukungan China, Pemberontak Desak Junta Militer Myanmar Mulai Perundingan Damai

Para pejabat juga berusaha keras "memastikan tidak ada korban yang disebabkan oleh bencana sekunder".

Pusat Jaringan Gempa China mengatakan gempa pertama, di wilayah Lushan Ya'an, terjadi pada kedalaman 17 kilometer sekitar pukul 5 sore waktu setempat.

Survei Geologi AS mengatakan gempa tersebut berkekuatan 5,9 SR dan lebih dangkal pada kedalaman 10 kilometer.

Getaran dirasakan di kota-kota di seluruh provinsi Sichuan, merusak beberapa jalur telekomunikasi, media pemerintah melaporkan.

Baca juga: China Gelar Patroli Kesiapan Tempur Dekat Taiwan, Cegah Kolusi AS-Taipei

Pihak berwenang provinsi mengatakan beberapa bangunan telah rusak tetapi tidak ada laporan awal tentang bangunan yang runtuh.

Pada konferensi pers Rabu malam, pejabat di biro gempa provinsi mengatakan gempa pertama adalah gempa susulan dari gempa berkekuatan 7,0 pada 2013 yang menewaskan sekitar 200 orang.

Pegunungan Sichuan,tujuan wisata populer yang menjadi rumah bagi panda raksasa China, adalah daerah yang rawan gempa.

Baca juga: 30 Jet Militer China Terobos Zona Pertahanan Udara Taiwan

Gempa dangkal di perbatasan dengan provinsi tetangga Yunnan pada Januari tahun ini melukai lebih dari 20 orang.

September lalu tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka ketika gempa dangkal lainnya merusak puluhan ribu rumah.

Sebuah gempa dengan magnitudo 8,0 pada tahun 2008 di kabupaten Wenchuan, Sichuan, menelan puluhan ribu nyawa dan menyebabkan kerusakan yang sangat besar.

Baca juga: Rusia dan China Gelar Patroli Udara Bersama di Kawasan Asia-Pasifik

Di antara yang tewas adalah ribuan anak-anak yang tewas ketika gedung sekolah yang dibangun dengan buruk runtuh, meskipun pemerintah tidak merilis jumlah pasti korban tewas karena masalah ini mengambil dimensi politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com