Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viktor Orban, Jadi Perdana Menteri Hongaria Empat Periode, Menang Telak Mainkan Isu Perang Ukraina

Kompas.com - 04/04/2022, 14:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

BUDAPEST, KOMPAS.com - Perdana Menteri nasionalis Viktor Orban mencetak kemenangan telak keempat berturut-turut dalam pemilihan umum Hongaria Minggu (3/4/2022).

Para pemilih mendukung ambisinya untuk membuat Hongaria menjadi negara konservatif, "tidak liberal" dan mengabaikan kekhawatiran atas hubungan dekat Budapest dengan Moskwa.

Baca juga: Penyebab Perang Dunia 1, Terbunuhnya Putra Mahkota Austria Hongaria Franz Ferdinand

Invasi Rusia ke Ukraina 24 Februari lalu tampaknya membalikkan kampanye Orban dalam beberapa pekan terakhir.

Kondisi terkini regional memaksanya melakukan manuver yang canggung, untuk menjelaskan hubungan bisnis yang nyaman selama satu dekade dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun kampanye yang dilancarkannya berhasil meyakinkan pemilih inti partai Fidesz, bahwa aliansi oposisi enam partai Peter Marki-Zay, yang berjanji memperbaiki hubungan dengan Uni Eropa, justru dapat membawa Hongaria ke dalam perang.

Tuduhannya dibantah oleh oposisi.

Dikelilingi oleh anggota partai terkemuka, Orban (58 tahun) mengeklaim kemenangannya dengan mengatakan itu diraih dengan melawan segala rintangan.

"Kami telah mencetak kemenangan yang begitu besar, bahkan bisa dilihat dari Bulan," katanya. "Kami telah membela kedaulatan dan kebebasan Hongaria."

Baca juga: Kunjungi Hongaria, Paus Fransiskus Peringatkan Ada Ancaman Anti-Semitisme di Eropa

Hasil awal dengan sekitar 98 persen suara daftar nasional terhitung menunjukkan Partai Fidesz pimpinan Orban memimpin, dengan 53,1 persen suara versus 35 persen untuk aliansi oposisi Marki-Zay.

Partai Fidesz juga memenangkan 88 dari 106 daerah pemilihan beranggota tunggal.

Berdasarkan hasil awal, Kantor Pemilihan Nasional Hongaria mengatakan Fidesz akan mendapat 135 kursi, dua pertiga mayoritas, dan aliansi oposisi akan mendapat 56 kursi. Sebuah partai sayap kanan bernama Our Homeland juga akan berhasil masuk ke parlemen, memenangkan 7 kursi.

Kemenangannya yang nyaman dapat menguatkan agenda kebijakan Orban, yang menurut para kritikus merupakan subversi atas norma-norma demokrasi, kebebasan media, dan hak-hak minoritas, terutama kaum gay dan lesbian.

Mengaku kalah, Marki-Zay (49 tahun), mengatakan kemenangan Fidesz adalah karena apa yang disebutnya sebagai mesin propaganda besar, termasuk dominasi media.

"Saya tidak ingin menyembunyikan kekecewaan saya, kesedihan saya ... Kami tahu ini akan menjadi lapangan bermain yang tidak seimbang," katanya sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Negara-negara Baltik Hentikan Impor Gas Rusia, Desak Uni Eropa Lakukan Hal yang Sama

"Kami akui Fidesz mendapat suara mayoritas. Tapi kami masih memperdebatkan apakah pemilu ini demokratis dan bebas."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com